Thursday, July 21, 2011

hematologi (kimia klinik)


Hematologi
1.       Ketidaknormalan nilai hematologi dapat menunjukan dugaan penyakit apa saja. Jelaskan !
a.       trombosit
penyakit demam berdarah dapat dilihat dari jumlah trombosit,jumlah Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah. Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan perm- bekuan darah karena trombosit merupakan komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.
b.      Hemoglobin
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan.
Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar.
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
Wanita 12-16 gr/dL
Pria 14-18 gr/dL
Anak 10-16 gr/dL
Bayi baru lahir 12-24gr/dL
c.       Leukosit
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain.
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Nilai normal :
Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3
Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3

d.      Hitung jenis leukosit
·         Neutrofil
Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut (radang usus buntu), dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.

·         eosinofil
Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4%.
·         Basofil
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.
Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan.
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%.
·         Limposit
Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.
Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal injal, dan Iain-Iain.
Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit.

·         Monosit
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain.
Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit.
e.       Hematokrit
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-Iain.
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.
Nilai normal HMT :
Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 – 48 % Wanita dewasa 37 – 43 %
f.       Laju Endap Darah
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).
LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.

2.      Mengapa nilai hematokrit sangat penting artinya bagi penderita jantung?
Karena nilai Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase hematokrit berarti konsentrasi darah makin kental,yang dapat menyebabkan denyut dari jantung akan lebih cepat












Wednesday, July 6, 2011

Minimal Inhibitor Concentration (MIC)


Desinfektan merupakan suatu bahan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan suatu mikroorganisme, terutama mikroba atau bakteri yang patogen atau membahayakan yang terdapat pada benda mati seperti alat-alat injeksi dan operasi, lantai dan air minum atau kolam renang (klor, karbon,lisol, formalin, dan sebagainya sedangkan antiseptik adalah bahan atau zatyang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup, khususnya di atas kulit dan selaput lendir (mulut, tenggorokan dan sebagainya). Antiseptika dan desinfektansia dapat merusak sel bakteri dengan cara koagulasi atau denaturasi protein protoplasma sel, atau menyebabkan sel mengalami lisis yaitu mengubah struktur membran sitoplasma sehingga menyebabkan kebocoran sel.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi suatu desinfektan adalah:
1.Waktu dan lamanya kontak dengan mikroba
2.Suhu desinfektan
3.Konsentrasi desinfektan
4.Jumlah dan tipe dari mikroorganisme
5.Keadaan bahan yang didesinfektan
Bahan kimia menimbulkan suatu pengaruh yang lebih selektif terhadap jasad renik dibandingkan dengan perlakuan fisik seperti panas dan radiasi. Dalam memilih bahan kimia sebagai suatu desinfektan atau antiseptik perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.Sifat mikrosida (membunuh jasad renik)
Spora pada umumnya lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan hanya beberapa desinfektan sebagaihalogen, formalin, dan etilen oksida yang efektif terhadap spora.

2.Sifat mikrostatik (menghambat pertumbuhan jasad renik)
Beberapa komponen kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya, misalnya senyawa tertentu yang terdapat pada rempah-rempah, dan komponen ini mempunyai sifat bakteriostatik atau fungisid.
3.Kecepatan penghambatan
Komponen kimia mempunyai kecepatan membunuh yang berbeda-beda terhadap jasad renik. Beberapa komponen lainnya hanya efektif setelah beberapa jam. Sel yang sedang tumbuh atau berkembang biak lebih sensitive dan mudah dibunuh dibandingkan dengan sel dalam keadaan istirahat atau statik
4.Sifat-sifat lain
Dalam pemilihan suatu desinfektan harus disesuaikan dengan harga yang tidak mahal, efektivitasnya tetap dalam waktu yang lama. Larut dalam air dan stabil dalam larutan. Juga perlu diperhatikan sifat racunnya dan sifat iritasi pada kulit.
Dalam penggunaan desinfektan harus diperhatikan :
a. Apakah suatu desinfektan tidak meracuni suatu jaringan.
b. Apakah tidak menyebabkan rasa sakit.
c. Apakah dia tidak memakai logam
d. Apakah ia dapat diminum.
e. Apakah ia stabil.
f. Bagaimana bau dan rasanya.
g. Apakah ia mudah dihilangkan dari pakaian apabila kena pakaian
h. Dan apakah harganya murah
Mekanisme kerja suatu antiseptik atau desinfektan:
1. penginaktifan enzim tertentu
2. denaturasi protein
3. mengubah permeabilitas membrane sitoplasma bakteri
4. intekalasi ke dalam DNA
5. pembentukan khelat
Senyawa yang mempunyai aktivitas antiseptik dibagi atas:
1. Turunan alkohol
2. Amidin dan Guanidin
3. Zat warna
4. Halogen dan Halogenofor
5. Senyawa merkuri
6. Senyawa fenol
7. Turunan ammonium kuartener
8. Senyawa perak
9. Turunan lain



Desinfektansia dibagi dalam 4 kelompok :
1. Turunan aldehida
2. Turunan klorofor
3. Senyawa pengoksidasi
4. Turunan Fenol
Aktivitas anti bakteri ditentukan oleh spektrum kerja, cara kerja, MIC, serta potensi pada MIC. Suatu bakteri dikatakan mempunyai aktivitas yang tinggi bila MIC terjadi pada kadar rendah tetapi mempunyai daya bunuh atau daya hambat yang besar .       Untuk memeriksa baik tidaknya bahan-bahan yang digunakan untuk desinfektan dalam industri, laboratorium maupun rumah sakit maka perlu dilakukan beberapa tes, antara lain:
1.Minimal Inhibitory Consentration (MIC)
2.Ridel-Walker Test
Fenol adalah zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya antiseptik dinyatakan dalam koefesien fenol. Mekanisme kerja fenol sebagai desinfektan yaitu dalam kadar 0,01%-1% fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan protein dengan fenol mudah lepas, sehingga fenol dapat berpenetrasi ke dalam kulit utuh. Larutan 1,3% bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi ekskreta dan alat kedokteran. Senyawa turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein sel dan membran sitoplasma mengalami lisis.Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat, seperti perak dan tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti persenyawaan ammonium kuartener. Berbagai substansi tersebut menunjukkan efek antimikrobialnya dalam berbagai cara dan terhadap berbagai macam mikroorganisme. Efeknya terhadap permukaan benda atau bahan juga berbeda-beda: ada yang serasi dan ada yang bersifat merusak. Karena ini dan juga karena variabel lain, maka perlu sekali diketahui terlebih dahulu perilaku suatu bahan kimia setelah digunakan untuk penerapan praktis-praktis tertentu.
B.  Uraian Bahan
1.Aquadest
2.Alcohol
3.Nosy® Cairan Pencuci Tangan
Produksi : PT Sparindo Mustika
Jakarta-Indonesia
Depkes RI No. Strawberry : PD 02206490191
Lemon : PD 0206490193
Apel : PD 0206490192
Komposisi:
SLES
Betaine
Fragrance
Aquadest
Cocamide
Sodium klorida
Phenoxy etanol
Pewarna                   




C.  Uraian Mikroba
Klasifikasi Mikroba
Kingdom : Procaryotae
Divisio : Protophyta
Class : Schyzomycetes
Ordo : Enterobacteriales
Familia : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : Salmonella thyposa
Morfologi Mikroba
Bentuknya bulat atau lonjong (0,8-0,9) jenis yang tidak bergerak, tidak berspora dan merupakan gram positif, bersifat aerob. Namun, biasanya motil dengan flagellum pentrikus, catalase positif. Tumbuh dan berkembang biak pada medium sintesis tanpa faktor tumbuh khusus, dan dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon pada temperatur optimum 370C dan pH 7,4. Tersusun dalam kelompok seperti buah anggur. Fakultatif anaerob.
















DAFTAR PUSTAKA


\


Monday, July 4, 2011

Hepatitis



Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis".

1.         Penyebab

a.      Akut

-       Viral Hepatitis: Hepatitis A , B , C , D , dan E ; Herpes simpleks; Sitomegalovirus; Epstein-Barr; Demam kuning; adenovirus.

-       Non infeksi virus : toxoplasma; Leptospira.

-       Alkohol

-       Racun : Amanita racun dalam jamur , karbon tetraklorida , asafetida

-       Obat : Paracetamol , amoksisilin , obat-obatan antituberkulosis, minocyclyne dan lain-lainnya.

-       Hepatitis iskemik ( peredaran darah insufisiensi)

-       Kehamilan

-       Auto imun kondisi, misalnya, Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)

-       penyakit metabolik , misalnya, 's penyakit Wilson

b.      Kronis

-       Viral Hepatitis : Hepatitis B dengan atau tanpa hepatitis D , hepatitis C (bukan A hepatitis atau hepatitis E penyebab hepatitis kronis)
-       Alkohol
-       Keturunan
-       Penyakit Wilson
-       alpha 1-antitrypsin kekurangan
-       sirosis bilier primer dan primary sclerosing utama kadang-kadang meniru hepatitis kronis
2.      Jenis Penyakit Hepatitis
Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepetitis A,B,C,D,E,F dan G.
a.      Hepatitis A
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A.
·         Gejala hepatitis A
                     Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
b.      Hepatitis B

               Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti hal Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati. Proses penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan darah dari orang erinfeksi Hepatitis B.
               Adapun beberapa hal yang menjadi pola penularan antara lain penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit.
·         Gejala Hepatitis B
Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga penularan kepada orang lain menjadi lebih beresiko.
c.   Hepatitis C
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
·         Gejala Hepatitis C
           Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan Kulit atau mata menjadi kuning yang disebut "jaundice" (jarang terjadi). Pada beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.

d.  Hepatitis D
Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari semua virus hepatitis.
Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis (superinfeksi).
Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.

e.  Hepatitis E

Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.
Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang berbahaya.
f.  Hepatitis G
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan. Hepatitis G
Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan darah yang terinfeksi HGV.
·         Gejala
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini.