BAB. I. FARMAKOLOGI DASAR
Definisi:
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan tentan obat dengan seleuruh aspeknya, yaitu sifat- sifat kimiawi dan fisiknya, kegiatan fisiologinya, resorpsinya, dan nasibnya dalam organism hidup.
Farmakologi klinik adalah ilmu yang menyelidiki semua interaksi antara obat khususnya tubuh manusia, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit.
Farmakpgnosi adalah ilmu yang memepelajari obat yang berasal dari lama dan zat aktifnya.
Biofarmasi adalah ilmu yang menyelidiki pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya.
Farmakokinetika adalah ilmu yang menyelidiki nasib obat dalam tubuh mulai dari absorpsi, distribusi ke jaringan, metabolism dan ekskresinya. Ilmu yang mempelajari segala tindakan yang dilakukan tubuh terhadap obat.
Farmakodinamika adalah ilmu yang mempelajari kegiatan obat terhadap mikroorganisme hidup terutama mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi serta efek yang ditimbulkan.
Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit dan gejala-gejalanya.
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari keracunan oleh berbagai zat kimia, terutama obat.
Obat Yang digunakan Dalam Terapi
Obat farmakodinamik adalah obat yang berkerja terhadap tuan rumah dengan jalan memepercepat atau memeperlambat proses-proses fisiologi atau fungsi-fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon2, diuretika, hipnotika dan obat2 otonom.
Obat kemoterapeutik adalah obat yanbgat membunuh parasit dan kuman didalam tubuh tuan rumah, hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmadinamik yang sekecil-kecilnya dan berkhaiat membunuh sebesar-besarnya tterhadap sebanyak mungkin jenis parasit dan kuman.
Obat dignostikaadalah obat ini bukan dimaksudkan untuk mengobati penyakit melainkan merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis, misalnya untuk saluran lambung usus(barium sulfat), untuk saluran empedu(natrium propanoat dan A=asam iod organic)
Definisi obat
Suatu bahan panduan bahan2 yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnose, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka, kelainan, badaniah, atau rohaniah, memperelok bagian badan manusia.
Golongan Obat Dikaitkan Dengan perundang-Undanganya.
Obat bius : Semua obat yang memiliki khasiat membius (narkotik) dan dapat menimbulkan ketagihan. Ynag termasuk obat bius : candu orfin dan turunanya, kokain dari daun koka, tanaman ganja (cannabis sativa), narkotika modern sperti petidin, methadone.
Obat keras : Bahan-bahan ynag disamping berkhasiat menyembuhkan, menguatkan, membunuh hama atau memepunyai khasiat pengobatan lainnya terhadap bahan manusia juga dianggap berbahaya terhadap kesehatan da kehidupan manusia dan tidak dimaksudkan untuk kepentingan teknis. Contoh : antibiotika, sulfa, hormone, dll.
Obat keras Terbatas : Obat untuk jenis penyakit yang pengolongannya dianggap telah ditetapkan sendiri oleh masyarakat dan tidak begitu membahyakan. Penyerahan harus dengan kemasan asli. Contoh : Lysol, sulfanilamide, efedrin, papaverin dan antihitamin pemakaian luar.
Obat bebas : obat yang tidak termasuk golongan obat yang berbahaya, contoh : vitamin.
Obat keras tertentu : Obat keras yang penggunaannya mempengaruhi system syaraf an dapat mempengaruhi tingkah laku mental manusia. Pengunaanya harus dengan resep dokter dan dilaporkan setiap bulan. Contoh : diazepam, nitrazepam, golongan barbital.
ASpek-ASpek Perjalanan Obat
Perjalanan obat dalam tubuh, obat mengalami tingkat/ fase yaitu :Fase biofarmasi (hancur, zat aktif lepas, larut}, Fase farmakokinetika (ADME), dan fase farmakodinamika (efek terapi, efek toksik).
Aspek-aspek biofarmasi
Factor-faktor formulasi yang dapat merubah efek obat dalam tubuh : bentuk fisik zat aktif (amorf atau Kristal, kehalusannya), keadaan kimiawi ( este, garam, kompleks, dsb), zat-zat pembantu(pengisi , pelekat, pelicin), proses teknik yang digunakan untuk memnuat sediaan (tekana tablet, mesin, dsb)
Bioavaibilitas Adalah [ersentase Obat yang diresorpsi tubuh dari suatu dosis yang meberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutiknya. Secara teoritis dengan kurva , BA dinyantakan sebagai Area Udea Curva (AUC) atau luas area di bawah kurva.
Aspek- Aspek Farmakonetika
Farmakokinetika dalam arti sempit: mempelajari perubahan-perubahan konsentarsi obat dan metabolitnya dalam darah dan jaringan sebagai fungsi dari waktu. Tubuh kita dianggap sebagai suatu ruangan yang terdiri dari beberapa kompartemen(bagian) yang terisi cairan dan satu dengan yang lai terpisah oleh membrane sel. Kompatemen yng terpenting yaitu: sal. Lambung usus, Sistem peredaran darah, ruangan ekstra sel, ruang intrasel, dan ruang serebrospinal, plasenta.
Pemberian Obat
Intravascular(tidak memerlukan proses absorpsi) : intravena, intraaterial, Intrakardial.
Ekstravaskular(memerlukan proses absorpsi) : oral, rectal, intranasal, inhalasi, intarmuskular, intraperitonial, sublingual, suppositoria, Ovula, intrakutan.
Absorpsi :
Proses pengambilan atau penyerapan obat dari permukaan tubuh atau dari tempat2 tertentu organ ke dalam aliran darah. Tempat- tempat : kulit, mukosa lambung dan usus, mukosa mulut dan lidah, mukosa rectum, mukosa hidung perut, mukosa organ kelamin, konjungtiva, di dalam kulit, dibawah kulit, kedalam otot, kedalam rongga.
Factor-faktor yang mempengaruh kecepatan absorpsi : sifat fisiko kimia bahan obat terutama sifat, stereokimia dan kelarutan, besarnya partikel obat, bentuk sediaan obat, dosis yang diberikan, cara pemberian dan tempat pemberian, lamanya kontak dengan permukaan tempat absorpsi, dan besarnya luas permukaan yang mengabsorpsi.
Distribusi
Obat yang telah melalui hati bersama metabolitnya disebar secara merata keseluruh jaringan tubuh, dari ekstrasel sampai ke intrasel. Distribusi bisa tidak merata karena berbagai perintang:
1. Cairan cerebro spinal (CCS): CCS terpisah dari darah oleh mmbran semi permeable pada dinding kapiler otak,sehingga obat yang bersifat hidrofil tidak dapat menembus :misalnya streptomisin, adapun obat yang bersifat lipofil dapat menembus , missal: penisilin, klorampenikol.
2. Pengikat protein darah : obat yang terikat pada protein maka efek farmakologinya hilang. Obat yang menimbulkan efek farmakologi hanya obat yabg bebas, misalnya ampisilin terikat protein 15%, fenobarbital terikat protein 20 %.
Ekskresi
Adalah akhir dari proses eliminasi obat dari dalam tubuh. Tempat ekskresi : penegluaran obat dan metabolitnya dari tubuh terutama dilakukan oleh ginjal. Selain itu dapat melalui : kulit(bromide), paru2(alcohol), empedu(fenolftalen), ASI(kloramfenikol), usus(neomisin,Fe).
Metabolisme
Adalah proses perubahan kimia dari senyawa, yang terjadi dalam tubuh terutama dalam hati yang menghasilkan, metabolit aktif, toksik, atau tidak aktif. Fungsinya mempercepat eliminasi, shg menetukan lama kerja obat dan menetukan konsentrasi obat dalam darah. Tempat : terutama hati, juga di ginjal, dinding usus, paru-paru, otot, dan darah.
Obat yang efeknya lebih kuat oleh proses metabolism adalah kortisol menjdi kortisol, Prednison menjadi prednisolon, fenasetin menjadi parasetamol, primidon menjadi fenobarbital.
First Pass Effect
Perombakan yang dialami obat dalam dinding sel usus dan hati pada perdaran pertama di system porta sebelum tiba di peredaran umum. Obat yang mengalami FPE maka bioavaibilitasnya menjadi lebih rendah. Misal : efedrin, lidokain, beta blocker. Kecepatan biotranformasi dipengaruhi oleh konsentarsi obat, fungsi hati, usia, genetika, dan pemakaian obat lain.
Induksi enzim : obat dapat merangsang aktivitas enzim hati shg efek obat menjadi singkat.misal barbital, analgetika narkotika.
Aspek- Aspek FArmakodinamika
Fase farmakodinamika : merupakan fase terjadinya interaksi obat dengan temmpat aksinya dalam system biologi.
Mekanisme kerja obat : berdasarkan teori reseptor adalah obat hanya dapat menimbulkan efekya bila terjadi interaksi antara molekulnya dengan molekul tubuh yaitu reseptor.
Reseptor adalah komponen pada sel yang merupakan tempat bergabungnya obat secara kimia agar dapat menimbulkan efek. Reseptor non fisiologi : tidak menimbulkan efek fisiologi (protein structural, protein enzim, Asam nukleat). Reseptor fisiologi : dapat menimbulkan efek fisiologi (hormone, neurotransmitter: noradrenalin, asetilkolin).
Ikatan obat dengan reseptor
· Ikatan : ion, hydrogen, hidropobik, vanderwalls (ikatan yang lemah shg mudah lepas kembali
· Intensitas efek obat : berbanding lurus dengan fraksi reseptor yg diikat obat
· Intensitas obat maksimum bila selurus reseptor diduduki obat.
Konsep ikatan obat dengan reseptor
· Potensi yang tinggi: artinya obat berkerja pada kadar yang rendah
· Spesifitas biologic yang tinggi: contohnya : adrenalin menimbulkan efek yg nyata pada jantung.
· Spesifitas kimia yang tinggi: aktivitas obat mudah dipengaruhi dgn merubah struktur kimianya.
Mekanisme kerja obat yang lain
· Secara kimia : untuk dapat menimbulkan efek obat bereaksi secara kimia dgn senyawa yang ada di tubuh. Co: antasida mg(OH)3 bersifat basa.
· Secara fisika : obat berkerja secara fisika terhadap organ shg menimbulkan efek. Contoh : pencahar Mg SO4 lambat diabsorpsi usus, dgn proses osmosis menarik air disekitarnya
· Secara kompetisi : yaitu dengancara antagonis saigan
· Memodifikasi proses metabolisme : antibiotika menggangu pembentukan dinding sel bakteri, sintesis protein atau asam nukleat.
Efek terapeutik
Jenis-jenis pengobatan
· Terapi Kausal : pemberian obat dimaksud untuk meniadakan penyebab penyakit:antibiotika, sulfa, antivirus, dsb.
· Terapi simtomatis : pemberian obat untuk menghilangkan gejala : analgetika menghilangkan rasa sakit saja.
· Terapi subtitusi : memberikan obat sbg penganti zat yang lazimnya dibuat oleh organ yang sakit : insulin pada diabetes.
Plasebo
Zat tanpa kegiatan farmakologi dalam bentuk yg dikenal (tablet, kapsul, cairan) untuk tujuan menyenangkan dan menenangkan atau meningkatkan moral pasien. Contoh : obat tidur, analgetika, obat asma dan tonikum. Plasebo umunya zat inaktif seperti laktosa dgn ini untuk rasa pahit, ukuran kecil atau sangat besar, warna mencolok untuk menambah efek psikologis.
Efek yang tidak diinginkan
· Efek samping adalah segala khasiat obat tsb yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksud pada dosis yang dianjurkan. Kerja tambahan adalah efek tidak langsung akibat kerja utama obat. Misalnya antibiotika spectrum luas menyebabkan kekurangan vitamin shg perlu diberikan bersama-sama vitamin.
· Idiosinkrasi adalah peristiwa dimana suatu obat memberikan efek yang berlainan dengan efek normalnya. Umumnya krn ada kelainan genetika. Misalnbya : pemberian obat penenang menyebabkan gelisah.
· Alergi : pada dosis yang kecil terjadi reaksi antigen- antibody yang menyebabkan reaksi hipersensitivitas. Misalnya : penisilin menyebabkan bentol pada kulit.
· Fotosensitisasi : adalah kepekaan berlebihan pada cahay akibat penggunaan obat. Misalnya : antiseptic bithionol.
· Efek toksis : setiap obat dgn dosis tinggi dapat menimbulkan efek toksis yg berbanding lurus dengan dosis.
· Efek teratogen : adalah obat yg pada dosis terapeutik pada ibu dapat menimbulkan kecacatnp pada janin yg dikandung.
· Toleransi : peristiwa di mana dosis obat harus dinaikan terus menerus untuk mencapai efek terapeutik yang sama.
a. Toleransi primer (bawaan) : kelinci sangat tolernasi terhadap atropine
b. Tolerasni sekunder ( yang diperoleh): timbul setelah menggunakan obat beberapa lama
c. Toleransi silang : terjadi untuk zat yg struktur kimianya mirip
d. Tachyfylaksis : toleransi yg timbul dg pesat sekali bila obat diulang dala jangka waktu yg pendek, missal efedrin.
· Habituasi adalah kebiasaan, karena organisme jadi kurang peka terhapa obat tertentu. Habituasi terjadi melalui beberapa cara :
- Induksi enzim : misalnya barbital dan fenibutazon menstimulir enzim yg menguraikan obat tersebut.
- Reseptor sekunder : missal morfin membentuk reseptor sekunder shg sebagian obat menempatinya maka efek obat menurun.
· Adiksi : ketagihan yang ditandai dengan adanya ketergantungan jasmaniah dan rohaniah, gejala abstinensia yaitu penghentian mendadak, dan menimbulkan efek hebat secara fisik dan mental.
Indeks terapi dan LuaS Permukaan
Indeks terapi adalah perbandingan antara dosis yang menghasilkan efek pada 50% hewan percobaan (ED50) dengna dosis yang mematikan 50% hewan percobaan (LD50). Indeks terapi merupakan ukuran keamanan obat.
Luas terapi adalah jarak LD50 dengan ED50, merupakan jarak kemanan obat.
Kombinasi obat
Dua obat yang digunakan dalam waktu masing2 yaitu sbb :
a. Antagonisme : kegiatan obat yang pertama ditiadakan atau dikurangi oleh obat yg kedua karena efek farmakologinya bertentangan. Misal barbital dengan strychnine, morfin dgn nalorfin.
b. Sinergisme : adalah kerja sama dua obat
Adisi : efek kombinasi ini merupakan jumlah kegiatan masing-masing obat. Misal asetosal dgn parasetamol.
Potensiasi : kegiatan obat I diperkuat oleh obat II. Misal sulfametoksazol dan trimetoprim.
Waktu menelan obat
Penggunaan obat untuk mendapatkan efek yang cepat sebaiknya ditelan sebelum makan karena obat diabsorpsi lebih cepat pada lambung kosong. Misal analgetika (kecuali asetosal dan fenilbutazon), antibotika, dipiridamol,tonikum, INH ( 1jam sbelum makan atau 2 jam setelah makan)
Obat yang merangsang mukosa lambung harus dimakan selama makan atau setelah makan. Misalnya kortikosteroid, antidiabetes dan antileptika, garam besi, kalium dan litium, obat cacing dan antasida (1/2 jam p.c), casodilasator, teofilin, nikotinat, kotrimoksazol, metronidazol.
Dosis dan interaksi obat
Dosis : untuk mendapatkan efek yg diharapkan dosis yang diberikan tergantung beberapa faktor: usia, jenis kelamin, beratnya penyakit dan keadaan pasien, bobt badan, luasnya permukaan badan.
Interaksi obat : dua obat atau lebih dapat menyebabkan interaksi antara obata2 tsb dala tubuh. Mekanisme interaksi : interaksi kimia, kompetisi untuk protein plasma, induksi enzim, inhibisi enzim.
BAB.II. OBAT SISTEM SYARAF OTONOM
Organisasi sistem syaraf
Sistem syaraf : 1. Syaraf pusat : otak dan sumsusm tulang belakang 2. S. Syaraf perifer : s. Syaraf afferen dan s. Syaraf efferen
Sistem syaraf efferen : 1. sistem syaraf somatik : sel2 otot skelet 2. Sistem syaraf otonom : otot polos, otot jantung, kelenjar.
Sistem syaraf otonom : 1. Sistem syaraf simpatis/ adrenergik 2. Sist. Syaraf parasimpatik/ kolinergik
Sistem saraf perifer : meneruskan impuls saraf dari SSP disebut saraf efferent dan motorik, meneruskan impuls saraf ke SSP disebut saraf Afferent atau sensorik.
Impuls saraf dari luar pertama diterima oleh reseptor, kemudian diteruskan ke otak dan susmsum tulang belakang. Rangsangan tersebut yaitu perangsangan : sakit, suhu, perasaan, penglihatan, pendengaran, dsb.
Neurotransmitor
1. Asetilkolin adalah neurotransmitor yang melepaskan dari : a. Sinaps preganglion simpatis dan parasimpatis b. Posganglion parasimpatis c. Semua akhir saraf somatik pada otot skelet.
2. Norepinefrin (noraadrenalin) adalah neurotransmitor yang dilepaskan pada posganglion saraf simpatis.
Saraf yang posganglionnya melepaskan asetilkolin dinamakan saraf kolinergik, saraf yang posganglionnya melepaskan noradrenalin dinamakn saraf adrenergik.
Transmisi neurohumoral
Mekanisme pada potensial aksi saraf :
Depolarisasi : ion kalium lebih banyak 20X didalam sel daripada diluar sel, ion Na dan ion Cl banyak diluar sel. Bila ada rangsangan impuls mencapai ambang rangsang maka permeabilitas terhadap ion Na meningkatkan sehingga masuk ke dalam sel. Potensial menuju positif disebut polarisasi terbalik. Repolarisasi : keadaan kembali ke potensial istirahat. Perangsangan ini mengakibatkn pasca ganglion system syaraf otonom melepaskan transmitor neurohumoral (neurotransmitor) : S.S. parasimpatis (asetilkolin) dan S.S. Simpatis : norepinefrin (Noreadrenalin).
Pelepasan neurotransmitter yang terus menerus akan menyebabkan gangguan pada organ, maka akan diinaktivasi : asetilkolin diinaktivasioleh : asetilkolin esterase dan norepinefrin diinaktivasi oleh : catekol-o-metiltransferase (COMT) dan mono Amin Oksidase (MAO).
Beberapa istilah pada SSO
· Obat yang meniru/menyerupai kerja saraf kolinergik disebut : obat kolinergik, parasimpatomimetik, dan obat kolinomimetik.
· Obat yang meniru/menyerupai kerja saraf adrenergic dinamakan : obat adrenergic, simpatomimetik, dan obat adrenomimetik.
· Obat yang mengantagonis kerja asetilkolin dinamakan : bloking kolinergik, obat parasimpatomimetik, obat antikolinergik
· Obat yang mengantagonis kerja noradrenalin dinamakan: blocking adrenergic, obat simpatolitik, dan obat antiadrenergik.
Reseptor SSO
Reseptor yang berinteraksi dengan asetilkolin disebut kolinoseptor yaitu : muskarinik dan nikotinik
Reseptor yang berinteraksi dengan noradrenalin dsebut adrenoseptor yaitu α1,α2, β1, β2.
Simpatik : memperbesar pupil mata, menghambat keluarnya air ludah, meningkatkan ekskresi keringat dan sekresi getah pangkreas, menghambat sekresi enzim pada kelenjar pencernaan, menghambat kontraksi kandung kemih, mempercepat denyut jantung, menambah volume darah, memperbesar pembuluh darah koroner, mempersempit pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin, melebarkan cabang tengorok, mengkerutkan kura limpa, menyebabkan kontaksi rahim pada saat kehamilan dan relaksasi rahim pada saat tidak ada kehamilan.
Parasimpatik : mengecilkan pupil mata, membantu keluarna air ludah, menurunkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas, menstimulasi sekresi enzim pada kelenjar pencernaan, mengkerutkan kantung kemih, memperlambat denyut jantung, mengurangi volume darah, mempersempit pembuluh dara koroner, memperbesar pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin, mempersempit cabang tenggorok,memperlebar kura (limpa), dan tidak berpengaruh pada kontraksi dan relaksasi rahim.
Obat Adrenergic
Obat2 simpatomimetik adalah zat2 yg dapat menimbulkan efek2 yg sama dgn efek yg dihasilkan billa system saraf simpatik dirangsang dan ujungnya melepaskan noradrenalin.
Perangsang syaraf adrenergic
· Reseptor α umumnya terdapat pada otot polos seperti : otot polos pembuluh darah dan otot polos mukosa.
· Reseptor β yg terdapat di jantung disebut β1
· Reseptor β yang terdapat di organ di bawah ini disebut β2, yaitu : bronkus, pembuluh darah, otot rangka, usus, dan uterus.
Bila saraf simpatis dirangsang maka: mempertinggi penggunan zat-zat oleh tubuh. Tubuh disiapkn dengan cepat dapat menghasilkan banyak energy, jadi bersiap-siap untuk suatu reaksi ‘berkelahi’ atau melarikan diri”. Adrenergic bertujuan untuk mencapai keadaan waspada.
Kerja Obat-obat adrenergic:
1. Perangsangan perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit, mukosa terhadap kelenjar liur dan kelenjar lainnya.
2. Penghambatan perifer terhadap otot polos usus, bronkus dan pembuluh darah otot rangka.
3. Perangsangan jantung, akibatnya peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.
4. Perangsangan SSP seperti : perngsangan pernafasan, peningktan kewaspadaan, pengurangan nafsu makan.
5. Efek metabolic, misalnya : peningkatan glikogenolisis dihati dan otot, lipolisis, pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.
6. Lemak endokrin, misalnya : mempengaruhi sekresi insulin, rennin dan hormone hipofisis.
Pengolonagn adrenergic berdasarkan cara kerjanya: adrenergic kerja langsung ( α adrenergic, β1 adrenergik, β2 adrenergik) dan adrenergic kerja tidak langsung.
α adrenergic
Contoh : noradrenalin, fenilfrin (α1), etilefrin, klonidin (α2).
Khususnya berkerja pada reseptor α yang efeknya : vasokontriksi perifer (kulit, mukosa hidung), dilatasi pupil, penghambat peristaltic lambung usus.
Î’1 adrenergik
Contohnya : adrenalin
Khususnya berkerja pada reseptor β1 dengan efek : memperkuat daya kontraksi jantung, mem[ercepat frekuensi denyut jantung, dan memperkuat koduksi jantung.
BAB III.OBAT SISTEM PENCERNAAN
Yang termasuk obat sistem Pencernaan
• Obat yang memperbaiki proses pencernaan
• Obat Tukak Lambung
• Obat Diare
• Obat Pencahar
• Obat Anti muntah
• Obat Antiamuba
• Obat Cacing
Obat yg memperbaiki pencernaan
• Untuk membantu proses pencernaan di lambung dan usus
• Pembantu pencernaan dalam keadaan defisiensi
Enzim pencernaan yg penting
• Amilase merubah pati menjadi dekstrin dan maltosa di Kelenjar ludah pd pH 6,7
• Pepsin merubah protein menjadi polipeptida di lambung pd pH 1,6-3,2
• Tripsin, Kionotripsin, Karboksi peptidase dan lipase merubah polipeptida menjadi peptida, gliserida, digliserida dan asam lemak di Pankreas pd pH 6-7
• Aminopeptidase, dipeptidase, maltase, laktase dan lipase merubah peptida menjadi as.amino, maltosa menjadi glukosa, laktosa menjadi galaktosa dan glukosa, monogliserida menjadi gliserol dan as.lemak di usus pd pH 8
Asam Klorida (HCl)
Fungsinya:
• Mengubah pepsinogen menjadi pepsin
• Memberikan suasana asam yg penting untuk absorpsi garam kalsium, dan besi.
• Menstimulir pengosongan isi lambung
• Merangsang getah lambung, pankreas dan hati
Dosis: 4ccHCl 10% diencerkan 25-50 x dg air diminum sewaktu atau sesudah makan
Pepsin
• Bersifat proteolitik dikeluarkan oleh selaput lendir lambung
• Contoh: Enzynorm (Nordmark)
• 1 bagian pepsin dapat mencairkan 300 bagian protein dalam waktu 2,5 jam
Dosis: 100-300 mg sekali
300 -1000 mg sehari
Enzim-enzim dari pancreas
• Dibutuhkan bila sekresi enzim oleh pankreas tdk cukup misal krn radang usus atau sariawan usus
• Enzim mudah terurai oleh pepsin lambung
• Diberikan dlm sediaan kapsul atau tablet salut enteric
• Pankreatin bisa dibuat dari pankreas hewan yg masih segar distandarisasi shg 1 bgn pankreatin dapat melarutkan 25 bagian pati dalan 5 menit
Dosis : 500 mg
• Pankreatin (NF)
• Cotazym Forte (Organon)
• Festal (Hoecht)
• Pancreon (Kali-Chemi)
• Trizymal (Boehringer)
• Enzymfort (Kimia Farma)
Empedu dan asam empedu
Empedu terdiri dari:
• Asam-asam empedu
• Garam natrium nya
• Kolesterol
• Fosfolipid
Fungsi garam empedu:
• Membantu proses emulsifikasi dan absorpsi lemak
• Mempertinggi daya kerja lipase
• Membantu absorpsi vitamin yang larut lemak
Preparat empedu yang diberikan secara oral
berfungsi untuk:
• Membantu pencernaan dan penyerapan lemak di dalam usus
• Memperbanyak pengeluaran empedu oleh hati (Choleretic)
• Melarutkan dan mengeluarkan batu empedu
• Pengobatan penyakit kuning
• Pengobatan sirosis hati
Dosis: 0,25 – 0,5 gram
OBAT TUKAK LAMBUNG
• Tukak lambung: pemborokan di selaput lendir lambung karena sekresi asam lambung yang berlebihan karena terjadi ketidakseimbangan antara faktor protektif dan faktor agresif yang terdapat di lambung
• Faktor agresif yaitu asam lambung yang berlebihan
• Faktor protektif yaitu prostaglandin
Obat tambahan
- Prostaglandin:
- Melapisi mukosa lambung
- Melancarkan peredaran darah di
lambung
- Bersifat sitoprotektif
- Memperbaiki kerusakan lambung
2. Obat Penenang: Menghilangkan stress
Cont: Meprobamat, diazepam
3. Pelindung mukosa lambung
Cont: Sukralfat, bismut koloidal
Antasida Sistemis
• Dapat diabsorpsi sehingga mengganggu keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh dan mengakibatkan timbulnya alkalosis
• Penggunaan berulang dapat menyebabkan hipersekresi getah lambung karena peninggian kadar pH dan menimbulkan keadaam hiperacidity
Antasida Non Sistemis
• Tidak dapat diabsorpsi .
Kationnya membentuk senyawa yang tidak larut dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis
• Mekanisme kerja:
Mengikat ion H+ di dalam lambung.
Dalam lingkungan alkalis di usus kembali menjadi persenyawaan yang tidak larut.
Efek Samping Antasida:
• Na Bikarbonat sbg antasida sistemik menyebabkan alkalosis
• Garam magnesium menyebabkan diare
• Garam aluminium dan kalsium karbonat menyebabkan sembelit.
Efek samping diare dan sembelit dapat
diatasi dengan memberikan suatu kombinasi
garam magnesium dan garam aluminium
Efek Samping Antasida:
• Na Bikarbonat sbg antasida sistemik menyebabkan alkalosis
• Garam magnesium menyebabkan diare
• Garam aluminium dan kalsium karbonat menyebabkan sembelit.
Efek samping diare dan sembelit dapat
diatasi dengan memberikan suatu kombinasi
garam magnesium dan garam aluminium
Contoh obat antasida
Natrium Bikarbonat: Soda Kue, Gelusil II
• Bekerja kuat dan pesat,tapi diserap oleh usus shg menimbulkan alkalosis.
• Alkalosis dalam darah dan jaringan menyebabkan:
Mual, muntah, anoreksia, nyeri kepala dan gangguan perilaku
• Banyak CO2 di lambung menyebabkan hipersekresi asam lambung
Magnesium Oksida: Stomadex
• Dg dosis yg sama lebih efektif mengikat asam dari pada Na bikarbonat
• Efek samping pencahar dapat diatasi dg mengkombinasi dg aluminium hidroksida atau kalsium karbonat.
• Tidak diserap di usus shg tidak menyebabkan alkalosis
• Dosis: 1-4 kali 0,5-1 gram.
Magnesium trisilikat
• Kerja lebih lambat dan lebih lama dari NaHCO3
• Efek samping: pembantukan batu ginjal pemakaian lama)
• Dosis: 1-4 kali 0,5 – 2 gram
Aluminium hidroksida: Polysilane
• Berkhasiat adstringensia dg cara membentuk kompleks dg protein
• Menutup tukak lambung dg suatu lapisan pelindung
• Efek samping konstipasi dapat diatasi dg mengkombinasi dg garam magnesium.
Sukralfat: Ulsanic
Membentuk suatu kompleks dg protein yg
menutupi tukak, menetralkan asam, menahan
kerja pepsin dan mengabsorpsi asam empedu’
Bismut Subnitrat: Stomadex
• Bersifat bakteriostatik terhadap Helycobacter pylori
• Melindungi mukosa melalui ikatan kompleks bismut glikoprotein
• Kombinasi dg omeprazol dan antibiotik
Efek samping:
- kerusakan otak(penggunaan lama)
dengan gejala kejang, ataksia dan pikiran kacau.
- Lidah dan feses berwarna hitam, mual, muntah
- Dosis: 4 kali sehari 120 mg pada waktu makan dan sebelum tidur
Dimetilpolisiloksan: Dimetikon, Silicone
- Bersifat menurunkan tegangan permukaan
sehingga gelembung dalam lambung dan usus diuraikan menjadi gel kecil yg mudah diabsorpsi usus
Dosis: 3 kali sehari 40-80 mg dikunyah pada waktu
makan
Metoklopropamida:Primperan
- Menguatkan motilitas dan pengosongan lambung
- Memblokir pusat muntah di CTZ shg antiemetik
Antikolinergik
• Menekan peristaltik usus
• Menekan sekresi asam lambung dg mencegah pelepasan asetilkolin
Pirenzepin: Gastrozepin
- Merintangi reseptor muskarinik di sel parietal lambung yang mensekresi HCl dan pepsin
- Memiliki daya sitoprotektif
- Daya menyembuhkan 80%
Efek samping:
- Pada dosis lebih dari 75 mg sehari mulut kering, gangguan akomodasi bradikardia ringan
Dosis: 2-3 kali sehari 50-100 mg a.c
Contoh Obat antasida Kombinasi
• Gelusil: - Aluminium hidroksida
- Magnesium trisilikat
• Gestabil: - Al-hidroksida
- Mg-hidroksida
- Dimetilpolisiloksan
• Madrox: - Al-hidroksida
- Mg-hidroksida
- Simetikon
• Magnam: - Mg-trisilikat
- Na-bikarbonat
- Al hidroksida
- Papaverin HCl
- Simetikon
• Sanmag: - Mg-trisilikat, Al-hidroksida, papaverin HCl,
- Klordiazepoksida,Vit B kompleks, Simetikon
ANTI DIARE
• Diare: Peristiwa buang air sering kali sehari dan banyak cairan. Merupakan gejala penyakit tertentu.
• Sebab diare:
Zat kimia secara mekanik merangsang saraf otonom di dinding usus shg dapat menimbulkan refleks yg mempercepat peristaltik usus.
Diare hebat menimbulkan dehidrasi.
Hipokalemia dapat menimbulkan letargi, lemah
otot, sesak nafas , kematian
• Mencegah dehidrasi dg Oralit:
NaCl 3,5 g, KCl 1,5 g, Na bikarbonat 2,5g
glukosa 20 g dalam air masak 1 L.
• Dalam keadaan darurat:
NaCl 2g , gula putih 20 g dalam 1 L air
masak atau air the dan susu sapi (1:1)
• Simtomatis menghentikan diare: Obstipansia
• Kausal: antibiotika, sulfa atau zat
bakteriostatik lain
Penggolongan Obat Diare
1, Khemoterapeutika
Untuk terapi kausal memberantas bakteri penyebab diare (antibiotika, sulfonamida, furazolidn, kliokinol)
2. Obstipansia: untuk simtomatis yg dpt menghentikan diare
a. Penekan peristaltik usus
Candu dan turunan, petidin (difenoksilat dan loperamid), antikolinergik (atropin dan ekstrak belladon)
b. Adstringensia
Menciutkan selaput lendir usus (tanalbumin, garam bismut, aluminium)
c. Adsorbensia
Menyerap pada permukaan racun yg dihasilkan bakteri, dari makanan, (Karbon, mucilage, kaolin, pektin, bismut, aluminium)
3. Spasmolitika:
Untuk menghilangkan kejang usus ( papaverin, )
OBSTIPANSIA
CANDU: Opium, pulvis opii
• Menekan peristaltik otot polos usus
• Termasuk golongan narkotik
DIFENOKSILAT: Reasec (Jansen), Lomotil (Searle)
• Turunan petidin shg menimbulkan efek narkosis.
• Tidak diabsorpsi di usus pada pemberian oral
• Mengurangi peristaltik usus
• Efektif untuk diare dg penyebab tdk jelas
• Untuk mencegah penyalahgunaan dikombinasi dg atropin
• Efek samping: ngantuk, pusing, mulut kering
• Dosis: akut:3-4 kali sehari 1-2 tab
LOPERAMIDA: Imodium
• Derivat difenoksilat dan haloperidol (neuroleptikum).
• Efek obstipansia 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat pada SSP
• Mula kerja cepat masa kerja panjang
• Efek samping: tdk terjadi
• Pada anak di bawah 2 tahun tidak boleh diberikan krn penekanan peristaltik usus yg kuat shg timbul konstipasi.
• Dosis:
Akut: Awal 2 tablet 2 mg selanjutnya setiap 2 jam 1 tablet. Maksimum 8 tab sehari.
Anak 2 -8 tahun: 2-3 kali sehari 0,1 mg tiap kg bobot badan
Anak 8-12 tahun: awal 2 mg, maks 8-12 mg sehari,
TANIN:as.penyamak,
• Mengendapkan zat putih telur bekerja sbg adstringensia mengeringkan diare dg menciutkan selaput lendir usus
• Tanin merangsang lambung, digunakan zat yg tdk dpt larut (tanalbumin)
• Tanalbumin ikatan antara tanin dan albumin, berangsur2 melepaskan tanin ke dalam usus,
• Dosis: Anak2 3 kali sehari 0,5-1 g
KARBO ADSORBENS: Arang aktif, Norit
• Arang halus yg telah diaktifkan
• Memiliki daya ikat pada permukaan ( adsorpsi) kuat terutama thdp zat yg molekulnya besar, toksin bakteri atau racun makanan
• Dosis: oral 3-4 kali sehari 0,5-1 g
• KAOLIN: Bolus alba, Argilla
Yaitu aluminium silikat yg mengandung air sbg
Adsorbens thdp toksin penyebab diare
Dosis: Oral 3 kali sehari 50-100 g sbg suspensi air,
dikombinasi dg karboadsorbens atau pektin
• BISMUT SUBNITRAT
Obstipansia dan membentuk lapisan pelindung
Untuk menutupi luka dinding usus.
Khemoteraputika
ANTIBIOTIKA
SULFONAMIDA
KLIOKINOL:vioform, iodoklorooksikinolin
• Bakterisida dan bakteriostatika thdp bakteri gram positif , gram neg.Tidak dianjurkan lagi krn th 1972 menimbulkan gejala kelainan saraf pada mata berakibat buta SMON
• Dosis: 3 kali sehari 250-500 mg
FURAZOLIDON: Furoxone
• Derivat nitrofuran yag berefek bakterisida kuat thdp banyak bakteri.Absorpsi ringan jadi cocok
• Efek samping mual, sakit kepala
• Dosis 4-6 kali sehari 100 mg sesudah makan.
PENCAHAR (Laxativa)
• Laxantia adalah obat-obat / zat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah/ melancarkan buang air besar.
• Mekanisme kerjanya adalah dengan cara merangsang susunan saraf otonom para-simpatis agar usus mengadakan gerakan peristaltik dan mendorong isinya keluar.
Penggunaan
• Sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum, kurang mengkomsumsi makanan berserat.
• Pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris
• Pendarahan rektal pada hemoroid (wasir).
• Membersihkan saluran cerna sebelum pembedahan dan prosedur radiologi.
• Pengeluaran parasit setelah pemberian antelmentik.
Penggunaan pencahar pada anak-anak harus dihindari
kecuali diresepkan oleh dokter.
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerja dan sifat
kimianya, pencahar digolongkan :
• 1) Zat-zat perangsang dinding usus
• 2) Zat-zat yang dapat memperbesar isi
usus
• 3) Zat pelicin atau pelunak tinja
1) Zat-zat perangsang dinding usus
• Merangsang dinding usus besar misalnya glikosida antrakinon (rhei,
sennae, aloe, bisakodil,
dantron)
• Merangsang dinding usus halus misalnya oleum ricini /minyak jarak
(sudah tidak dipakai) dan kalomel
2) Zat-zat yang dapat memperbesar isi usus
• Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam
usus secara osmosis (pencahar osmotik),
contohnya:- magnesium sulfat (garam Inggris) ,
- natrium fosfat.
-Enema fosfat bermanfaat dalam membersihkan usus sebelum prosedur radiologi, endoskopi dan bedah.
-Natrium sulfat harus dihindari karena pada individu yang rentan dapat menyebabkan retensi air dan natrium
• Obat yang dapat mengembang dalam usus, misalnya agar-agar, carboksil metil cellulose (CMC) dan tylose.
• Serat juga dapat digunakan karena tidak dapat dicernakan, seperti buah-buahan dan sayuran.
3) Zat pelicin atau pelunak tinja
• Zat ini dapat mempermudah defekasi karena memperlunak tinja dan memperlicin jalannya defekasi.
• Contohnya : - paraffin cair, - suppositoria dengan gliserin, - klisma dengan larutan sabun dll.
Bisakodil
• Indikasi;
Konstipasi (tablet bekerja dalam 10 – 12 jam, suppositoria bekerja dalam 20 – 60 menit)
• Kontra indikasi-
• Efek samping:Penggunaan jangka panjang dapat memicu atonia colon
• Sediaan:Bisakodil (generik) tab 5 mg
2. Dantron
• Indikasi:
Konstipasi pada pasien gagal jantung,pada orang tua
• Kontra indikasi: Obstruksi usus, atonia
colon.
• Sediaan: Dantron (generik) tablet 150 gr
3. Glycerin
• Indikasi: Konstipasi
• Sediaan:Glyserin (generik), larutan
4. Magnesium sulfat /garam Inggris
• Indikasi:
Konstipasi, pengosongan usus yang cepat sebelum prosedur radiologi, endoskopi dan bedah.
• Kontra indikasi: Penyakit saluran cerna akut;
gangguan ginjal, gangguan hati,
usia lanjut & pasien lemah
• Efek samping :Kolik
• Sediaan:Magnesium sulfat (generik) serbuk 30
g garam Inggris (generik), serbuk.
OBAT-OBAT SISTEM PENCERNAAN
Yang termasuk obat sistem Pencernaan :Obat yang memperbaiki proses pencernaan seperti :Obat Tukak Lambung, Obat Diare , Obat Pencahar, Obat Anti muntah, Obat Antiamuba , Obat Cacing
Obat yg memperbaiki pencernaan: Untuk membantu proses pencernaan di lambung dan usus, Pembantu pencernaan dalam keadaan defisiensi
Enzim pencernaan yg penting : Amilase merubah pati menjadi dekstrin dan maltosa di Kelenjar ludah pd pH 6,7.
Pepsin merubah protein menjadi polipeptida di lambung pd pH 1,6-3,2.Tripsin, Kionotripsin, Karboksi peptidase dan lipase merubah polipeptida menjadi peptida, gliserida, digliserida dan asam lemak di Pankreas pd pH 6-7. Aminopeptidase, dipeptidase, maltase, laktase dan lipase merubah peptida menjadi as.amino, maltosa menjadi glukosa, laktosa menjadi galaktosa dan glukosa, monogliserida menjadi gliserol dan as.lemak di usus pd pH 8
Asam Klorida (HCl)
Fungsinya:Mengubah pepsinogen menjadi pepsin, Memberikan suasana asam yg penting untuk absorpsi garam kalsium, dan besi, Menstimulir pengosongan isi lambung, Merangsang getah lambung, pankreas dan hati.
Dosis: 4ccHCl 10% diencerkan 25-50 x dg air diminum sewaktu atau sesudah makan
Pepsin
Bersifat proteolitik dikeluarkan oleh selaput lendir lambung. Contoh: Enzynorm (Nordmark), 1 bagian pepsin dapat mencairkan 300 bagian protein dalam waktu 2,5 jam Dosis: 100-300 mg sekali, 300 -1000 mg sehari.
Enzim-enzim dari pankreas
Dibutuhkan bila sekresi enzim oleh pankreas tdk cukup misal krn radang usus atau sariawan usus. Enzim mudah terurai oleh pepsin lambung. Diberikan dlm sediaan kapsul atau tablet salut enteric. Pankreatin bisa dibuat dari pankreas hewan yg masih segar distandarisasi shg 1 bgn pankreatin dapat melarutkan 25 bagian pati dalan 5 menit. Dosis : 500 mg, contoh produk: Pankreatin (NF)Cotazym Forte (Organon)
Festal (Hoecht), Pancreon (Kali-Chemi), Trizymal (Boehringer), Enzymfort (Kimia Farma)
Empedu dan asam empedu
Empedu terdiri dari:Asam-asam empedu, Garam natrium nya, Kolesterol, dan Fosfolipid
Fungsi garam empedu: Membantu proses emulsifikasi dan absorpsi lemak, Mempertinggi daya kerja lipase, dan Membantu absorpsi vitamin yang larut lemak
Preparat empedu yang diberikan secara oral berfungsi untuk:Membantu pencernaan dan penyerapan lemak di dalam usus, Memperbanyak pengeluaran empedu oleh hati (Choleretic), Melarutkan dan mengeluarkan batu empedu, Pengobatan penyakit kuning, Pengobatan sirosis hati. Dosis: 0,25 – 0,5 gram
OBAT TUKAK LAMBUNG
Tukak lambung: pemborokan di selaput lendir lambung karena sekresi asam lambung yang berlebihan karena terjadi ketidakseimbangan antara faktor protektif dan faktor agresif yang terdapat di lambung. Faktor agresif yaitu asam lambung yang berlebihan. Faktor protektif yaitu prostaglandin
Penggolongan Obat Tukak Lambung
Antasida: Menetralkan asam lambung dan Adsorbensia
Antihistamin H2: Menekan sekresi asam lambung dg memblokir histamin pada reseptor H2 (Simetidin, Ranitidin, Famotidin, nizatidin)
Antikolinergik: Menghambat peristaltik usus, Menekan sekresi asam lambung
Penekan sekresi asam lambung yg lain adalah:
- Penghambat pompa proton: Mengurangi sekresi as.lambung dg menghambat enzim H+/K+-ATPase secara selektif dalam sel parietal.Efeknya lebih kuat dari H2 Bloker.Cont: Omeprazol, lansoprazol, pantoprazol
- Analogon Prostaglandin-E1: Menghambat secara langsung sel parietal, Melindungi mukosa lambung dg cara stimulasi produksi mucus. Cont: Misoprostol
Obat tambahan
1. Prostaglandin: Melapisi mukosa lambung, Melancarkan peredaran darah diLambung, Bersifat sitoprotektif, Memperbaiki kerusakan lambung
2. Obat Penenang: Menghilangkan stress Cont: Meprobamat, diazepam
3. Pelindung mukosa lambung. Cont: Sukralfat, bismut koloidal
Antasida Adalah basa lemah yang digunakan untuk menetralisir atau mengikat asam lambung yang berlebihan
Sistemik: Natrium bikarbonat, non sistemik:Kalsium Karbonat, Magnesium hidroksida, Magnesium Silikat, Aluminium hidoksida
Antasida Sistemis: Dapat diabsorpsi sehingga mengganggu keseimbangan asam basa dalam cairan tubuh dan mengakibatkan timbulnya alkalosis. Penggunaan berulang dapat menyebabkan hipersekresi getah lambung karena peninggian kadar pH dan menimbulkan keadaam hiperacidity
Antasida Non Sistemis: Tidak dapat diabsorpsi. Kationnya membentuk senyawa yang tidak larut dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis.Mekanisme kerja: Mengikat ion H+ di dalam lambung. Dalam lingkungan alkalis di usus kembali menjadi persenyawaan yang tidak larut.
Efek Samping Antasida:
Na Bikarbonat sbg antasida sistemik menyebabkan alkalosis, Garam magnesium menyebabkan diare
Garam aluminium dan kalsium karbonat menyebabkan sembelit.
Efek samping diare dan sembelit dapat diatasi dengan memberikan suatu kombinasi garam magnesium dan garam aluminium
Contoh obat antasida
Natrium Bikarbonat: Soda Kue, Gelusil II
Bekerja kuat dan pesat,tapi diserap oleh usus shg menimbulkan alkalosis. Alkalosis dalam darah dan jaringan menyebabkan: Mual, muntah, anoreksia, nyeri kepala dan gangguan perilaku
Banyak CO2 di lambung menyebabkan hipersekresi asam lambung
Magnesium Oksida: Stomadex
Dg dosis yg sama lebih efektif mengikat asam dari pada Na bikarbonat
Efek samping pencahar dapat diatasi dg mengkombinasi dg aluminium hidroksida atau kalsium karbonat.
Tidak diserap di usus shg tidak menyebabkan alkalosis
Dosis: 1-4 kali 0,5-1 gram.
Magnesium trisilikat
Kerja lebih lambat dan lebih lama dari NaHCO3
Efek samping: pembantukan batu ginjal pemakaian lama)
Dosis: 1-4 kali 0,5 – 2 gram
Aluminium hidroksida: Polysilane
Berkhasiat adstringensia dg cara membentuk kompleks dg protein
Menutup tukak lambung dg suatu lapisan pelindung
Efek samping konstipasi dapat diatasi dg mengkombinasi dg garam magnesium.
Sukralfat: Ulsanic
Membentuk suatu kompleks dg protein yg
menutupi tukak, menetralkan asam, menahan
kerja pepsin dan mengabsorpsi asam empedu’
Bismut Subnitrat: Stomadex
Bersifat bakteriostatik terhadap Helycobacter pylori
Melindungi mukosa melalui ikatan kompleks bismut glikoprotein
Kombinasi dg omeprazol dan antibiotik
Efek samping:
- kerusakan otak(penggunaan lama)
dengan gejala kejang, ataksia dan pikiran kacau.
- Lidah dan feses berwarna hitam, mual, muntah
- Dosis: 4 kali sehari 120 mg pada waktu makan dan sebelum tidur
Dimetilpolisiloksan: Dimetikon, Silicone
- Bersifat menurunkan tegangan permukaan
sehingga gelembung dalam lambung dan usus diuraikan menjadi gel kecil yg mudah diabsorpsi usus
Dosis: 3 kali sehari 40-80 mg dikunyah pada waktu
makan
Metoklopropamida:Primperan
- Menguatkan motilitas dan pengosongan lambung
- Memblokir pusat muntah di CTZ shg antiemetik
Antikolinergik
Menekan peristaltik usus
Menekan sekresi asam lambung dg mencegah pelepasan asetilkolin
Pirenzepin: Gastrozepin
- Merintangi reseptor muskarinik di sel parietal lambung yang mensekresi HCl dan pepsin
- Memiliki daya sitoprotektif
- Daya menyembuhkan 80%
Efek samping:
- Pada dosis lebih dari 75 mg sehari mulut kering, gangguan akomodasi bradikardia ringan
Dosis: 2-3 kali sehari 50-100 mg a.c
Contoh Obat antasida Kombinasi
Gelusil: - Aluminium hidroksida
- Magnesium trisilikat
Gestabil: - Al-hidroksida
- Mg-hidroksida
- Dimetilpolisiloksan
Madrox: - Al-hidroksida
- Mg-hidroksida
- Simetikon
Magnam: - Mg-trisilikat
- Na-bikarbonat
- Al hidroksida
- Papaverin HCl
- Simetikon
• Sanmag: - Mg-trisilikat, Al-hidroksida, papaverin HCl,
- Klordiazepoksida,Vit B kompleks, Simetikon
ANTI DIARE
Diare: Peristiwa buang air sering kali sehari dan banyak cairan. Merupakan gejala penyakit tertentu.
Sebab diare:
Zat kimia secara mekanik merangsang saraf otonom di dinding usus shg dapat menimbulkan refleks yg mempercepat peristaltik usus.
Diare hebat menimbulkan dehidrasi.
Hipokalemia dapat menimbulkan letargi, lemah
otot, sesak nafas , kematian
Pengobatan
Mencegah dehidrasi dg Oralit:
NaCl 3,5 g, KCl 1,5 g, Na bikarbonat 2,5g
glukosa 20 g dalam air masak 1 L.
Dalam keadaan darurat:
NaCl 2g , gula putih 20 g dalam 1 L air
masak atau air the dan susu sapi (1:1)
Simtomatis menghentikan diare: Obstipansia
Kausal: antibiotika, sulfa atau zat
bakteriostatik lain
Penggolongan Obat Diare
1, Khemoterapeutika
Untuk terapi kausal memberantas bakteri penyebab diare (antibiotika, sulfonamida, furazolidn, kliokinol)
2. Obstipansia: untuk simtomatis yg dpt menghentikan diare
a. Penekan peristaltik usus
Candu dan turunan, petidin (difenoksilat dan loperamid), antikolinergik (atropin dan ekstrak belladon)
b. Adstringensia
Menciutkan selaput lendir usus (tanalbumin, garam bismut, aluminium)
c. Adsorbensia
Menyerap pada permukaan racun yg dihasilkan bakteri, dari makanan, (Karbon, mucilage, kaolin, pektin, bismut, aluminium)
3. Spasmolitika:
Untuk menghilangkan kejang usus ( papaverin, )
OBSTIPANSIA
CANDU: Opium, pulvis opii
Menekan peristaltik otot polos usus
Termasuk golongan narkotik
DIFENOKSILAT: Reasec (Jansen), Lomotil (Searle)
Turunan petidin shg menimbulkan efek narkosis.
Tidak diabsorpsi di usus pada pemberian oral
Mengurangi peristaltik usus
Efektif untuk diare dg penyebab tdk jelas
Untuk mencegah penyalahgunaan dikombinasi dg atropin
Efek samping: ngantuk, pusing, mulut kering
Dosis: akut:3-4 kali sehari 1-2 tab
LOPERAMIDA: Imodium
Derivat difenoksilat dan haloperidol (neuroleptikum).
Efek obstipansia 2-3 kali lebih kuat tanpa khasiat pada SSP
Mula kerja cepat masa kerja panjang
Efek samping: tdk terjadi
Pada anak di bawah 2 tahun tidak boleh diberikan krn penekanan peristaltik usus yg kuat shg timbul konstipasi.
Dosis:
Akut: Awal 2 tablet 2 mg selanjutnya setiap 2 jam 1 tablet. Maksimum 8 tab sehari.
Anak 2 -8 tahun: 2-3 kali sehari 0,1 mg tiap kg bobot badan
Anak 8-12 tahun: awal 2 mg, maks 8-12 mg sehari,
TANIN:as.penyamak,
Mengendapkan zat putih telur bekerja sbg adstringensia mengeringkan diare dg menciutkan selaput lendir usus
Tanin merangsang lambung, digunakan zat yg tdk dpt larut (tanalbumin)
Tanalbumin ikatan antara tanin dan albumin, berangsur2 melepaskan tanin ke dalam usus,
Dosis: Anak2 3 kali sehari 0,5-1 g
KARBO ADSORBENS: Arang aktif, Norit
Arang halus yg telah diaktifkan
Memiliki daya ikat pada permukaan ( adsorpsi) kuat terutama thdp zat yg molekulnya besar, toksin bakteri atau racun makanan
Dosis: oral 3-4 kali sehari 0,5-1 g
KAOLIN: Bolus alba, Argilla
Yaitu aluminium silikat yg mengandung air sbg
Adsorbens thdp toksin penyebab diare
Dosis: Oral 3 kali sehari 50-100 g sbg suspensi air,
dikombinasi dg karboadsorbens atau pektin
BISMUT SUBNITRAT
Obstipansia dan membentuk lapisan pelindung
Untuk menutupi luka dinding usus.
Khemoteraputika
ANTIBIOTIKA
SULFONAMIDA
KLIOKINOL:vioform, iodoklorooksikinolin
Bakterisida dan bakteriostatika thdp bakteri gram positif , gram neg.Tidak dianjurkan lagi krn th 1972 menimbulkan gejala kelainan saraf pada mata berakibat buta SMON
Dosis: 3 kali sehari 250-500 mg
FURAZOLIDON: Furoxone
Derivat nitrofuran yag berefek bakterisida kuat thdp banyak bakteri.Absorpsi ringan jadi cocok
Efek samping mual, sakit kepala
Dosis 4-6 kali sehari 100 mg sesudah makan.
PENCAHAR (Laxativa)
Laxantia adalah obat-obat / zat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah/ melancarkan buang air besar.
Mekanisme kerjanya adalah dengan cara merangsang susunan saraf otonom para-simpatis agar usus mengadakan gerakan peristaltik dan mendorong isinya keluar.
Penggunaan
Sembelit (konstipasi) karena pengaruh efek samping obat kurang minum, kurang mengkomsumsi makanan berserat.
Pasien dengan resiko pendarahan, pada angina pektoris
Pendarahan rektal pada hemoroid (wasir).
Membersihkan saluran cerna sebelum pembedahan dan prosedur radiologi.
Pengeluaran parasit setelah pemberian antelmentik.
Penggunaan pencahar pada anak-anak harus dihindari
kecuali diresepkan oleh dokter.
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme kerja dan sifat
kimianya, pencahar digolongkan :
1) Zat-zat perangsang dinding usus
2) Zat-zat yang dapat memperbesar isi
usus
3) Zat pelicin atau pelunak tinja
1) Zat-zat perangsang dinding usus
Merangsang dinding usus besar misalnya glikosida antrakinon (rhei,
sennae, aloe, bisakodil,
dantron)
Merangsang dinding usus halus misalnya oleum ricini /minyak jarak
(sudah tidak dipakai) dan kalomel
2) Zat-zat yang dapat memperbesar isi usus
Obat yang bekerja dengan jalan menahan cairan dalam
usus secara osmosis (pencahar osmotik),
contohnya:- magnesium sulfat (garam Inggris) ,
- natrium fosfat.
-Enema fosfat bermanfaat dalam membersihkan usus sebelum prosedur radiologi, endoskopi dan bedah.
-Natrium sulfat harus dihindari karena pada individu yang rentan dapat menyebabkan retensi air dan natrium
Obat yang dapat mengembang dalam usus, misalnya agar-agar, carboksil metil cellulose (CMC) dan tylose.
Serat juga dapat digunakan karena tidak dapat dicernakan, seperti buah-buahan dan sayuran.
3) Zat pelicin atau pelunak tinja
Zat ini dapat mempermudah defekasi karena memperlunak tinja dan memperlicin jalannya defekasi.
Contohnya : - paraffin cair, - suppositoria dengan gliserin, - klisma dengan larutan sabun dll.
Bisakodil
Indikasi;
Konstipasi (tablet bekerja dalam 10 – 12 jam, suppositoria bekerja dalam 20 – 60 menit)
Kontra indikasi-
Efek samping:Penggunaan jangka panjang dapat memicu atonia colon
Sediaan:Bisakodil (generik) tab 5 mg
2. Dantron
Indikasi:
Konstipasi pada pasien gagal jantung,pada orang tua
Kontra indikasi: Obstruksi usus, atonia
colon.
Sediaan: Dantron (generik) tablet 150 gr
3. Glycerin
Indikasi: Konstipasi
Sediaan:Glyserin (generik), larutan
4. Magnesium sulfat /garam Inggris
Indikasi:
Konstipasi, pengosongan usus yang cepat sebelum prosedur radiologi, endoskopi dan bedah.
Kontra indikasi: Penyakit saluran cerna akut;
gangguan ginjal, gangguan hati,
usia lanjut & pasien lemah
Efek samping :Kolik
Sediaan:Magnesium sulfat (generik) serbuk 30
g garam Inggris (generik), serbuk.
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih