Thursday, May 8, 2014

Titrasi Potensiometri

Titrasi Potensiometri
                           Pada dasarnya semua titrasi (baik titrasi asam basa), titrasi kompleksometri, titrasi pengendapan, dan titrasi redoks) dapat diikuti secara potensiometri dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menghubungkan antara potensial terhadap volume titran yang ditambahkan akan mempunyai kenaikan yang tajam disekitar titik ekivalen, sehingga dari grafik ini dapat diperkirakan titik akhir titrasi.
                           Cara potensiometri sangat berguna ketika :
a.      Tidak ada indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi (misalkan ketika sampel yang akan dititrasi keruh atau berwarna)
b.      Daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indikator yang cocok
              Harga potensial yang diperoleh dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam nilai pH, pM atau pE. Kurva titrasi yang diperoleh dalam percobaan seringkali serupa dengan kurva teoritis.
              Untuk titrasi redoks, biasanya digunakan elektroda platina sebagai elektroda indikator dan elektroda kalomel jenuh (EKI) sebagai elektroda pembanding. Pada titrasi pengendapan, elektroda perak sering digunakan sebagai elektroda indikator. Sebagai contoh, ion-ion klorida, bromida, iodida, sianida, tiosianat, sulfida, dan senyawa-senyawa organik yang mempunyai gugus sufihidril dapat dititrasi dengan larutan baku AgNO3 dengan memakai elektroda perak sebagai elektroda indikatorperak digunakan sebagai elektroda indikator, maka elektroda pembandingnya harus dipilih
              Jika elektroda perak digunakan sebagai elektroda indikator, maka elektroda pembandingnya harus dipilih elektroda yang cocok, karena jika elektroda kalomel jenuh (EKJ) dipakai sebagai elektroda pembanding, maka elektroda ini bisa menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena jembatan garamnya mengandung larutan KCl jenuh. Ion-ion klorida yang merembes melalui jembatan garam itu bisa tertitrasi bersama-sama dengan ion-ion lain yang akan ditentukan, sehingga terjadi kesalahan positif. Untuk mengatasi hal ini maka EKJ harus disambung dengan jembatan garam kedua (misalnya KNO3), atau lebih baik digunakan elektroda pembanding Hg/HgSO4
             
Penentuan Titik Kesetaraan Titrasi Potensiometri dengan Cara Diferensial
               Penentuan titik ekivalen titrasi potensiometri dengan cara diferensial dilakukan dengan merajah kurva titrasi turunan pertama dan atau turunan kedua yang disebut kurva diferensial. Kurva diferensial pertama dibuat dengan menghitung kenaikan pH per satuan kenaikan volume titran (pH/V) atau (E/V), kemudian perbandingan pH/V atau (E/V) disajikan dalam bentuk grafik sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan. Sementara itu kurva diferensial kedua dibuat dengan cara merajah (2pH/V2) atau 2E/V2), kemudian perbandingan 2pH/V2 atau (E2/V2) disajikan dalam bentuk grafik sebagai fungsi dari volume titran yang ditambahkan  

Kurva turunan pertama memberikan maksimum pada titik infleksi kurva titrasi yang juga merupakan titik akhir, sedangkan kurva turunan kedua (E2/V2) adalah nol pada titik yang mana lereng E/V adalah maksimum

No comments:

Post a Comment

Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih