Titrasi
Potensiometri
Pada
dasarnya semua titrasi (baik titrasi asam basa), titrasi kompleksometri,
titrasi pengendapan, dan titrasi redoks) dapat diikuti secara potensiometri
dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding. Dengan demikian,
kurva titrasi yang diperoleh dengan menghubungkan antara potensial terhadap
volume titran yang ditambahkan akan mempunyai kenaikan yang tajam disekitar
titik ekivalen, sehingga dari grafik ini dapat diperkirakan titik akhir
titrasi.
Cara
potensiometri sangat berguna ketika :
a.
Tidak ada indikator yang sesuai untuk
menentukan titik akhir titrasi (misalkan ketika sampel yang akan dititrasi
keruh atau berwarna)
b.
Daerah titik ekivalen sangat pendek
sehingga tidak ada indikator yang cocok
Harga
potensial yang diperoleh dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan
dalam nilai pH, pM atau pE. Kurva titrasi yang diperoleh dalam percobaan
seringkali serupa dengan kurva teoritis.
Untuk
titrasi redoks, biasanya digunakan elektroda platina sebagai elektroda
indikator dan elektroda kalomel jenuh (EKI) sebagai elektroda pembanding. Pada
titrasi pengendapan, elektroda perak sering digunakan sebagai elektroda
indikator. Sebagai contoh, ion-ion klorida, bromida, iodida, sianida,
tiosianat, sulfida, dan senyawa-senyawa organik yang mempunyai gugus sufihidril
dapat dititrasi dengan larutan baku AgNO3 dengan memakai elektroda
perak sebagai elektroda indikatorperak digunakan sebagai elektroda indikator,
maka elektroda pembandingnya harus dipilih
Jika
elektroda perak digunakan sebagai elektroda indikator, maka elektroda
pembandingnya harus dipilih elektroda yang cocok, karena jika elektroda kalomel
jenuh (EKJ) dipakai sebagai elektroda pembanding, maka elektroda ini bisa
menimbulkan kesalahan yang cukup besar karena jembatan garamnya mengandung
larutan KCl jenuh. Ion-ion klorida yang merembes melalui jembatan garam itu
bisa tertitrasi bersama-sama dengan ion-ion lain yang akan ditentukan, sehingga
terjadi kesalahan positif. Untuk mengatasi hal ini maka EKJ harus disambung
dengan jembatan garam kedua (misalnya KNO3), atau lebih baik
digunakan elektroda pembanding Hg/HgSO4
Penentuan
Titik Kesetaraan Titrasi Potensiometri dengan Cara Diferensial
Penentuan
titik ekivalen titrasi potensiometri dengan cara diferensial dilakukan dengan
merajah kurva titrasi turunan pertama dan atau turunan kedua yang disebut kurva
diferensial. Kurva diferensial pertama dibuat dengan menghitung kenaikan pH per
satuan kenaikan volume titran (∆pH/∆V) atau (∆E/∆V), kemudian perbandingan ∆pH/∆V atau (∆E/∆V)
disajikan dalam bentuk grafik sebagai fungsi dari volume titran yang
ditambahkan. Sementara itu kurva diferensial kedua dibuat dengan cara merajah (∆2pH/∆V2) atau ∆2E/∆V2), kemudian perbandingan ∆2pH/∆V2 atau (∆E2/∆V2)
disajikan dalam bentuk grafik sebagai fungsi dari volume titran yang
ditambahkan
Kurva turunan pertama memberikan maksimum pada titik
infleksi kurva titrasi yang juga merupakan titik akhir, sedangkan kurva turunan
kedua (∆E2/∆V2) adalah nol pada titik yang mana
lereng ∆E/∆V adalah maksimum
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih