Dasar Pemeriksaan dengan
Potensiometri
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan
fisiko-kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial
elektroda indikator. Besarnya potensial elektroda indikator ini tergantung pada
konsentrasi ion-ion tertentu dalam larutan. Oleh karena itu, dengan menggunakan
persamaan Nersnt maka konsentrasi ion dalam larutan dapat dihitung secara
langsung dari harga potensial yang diukur.
Potensial elektroda indikator ini tidak dapat dihitung
secara sendirian, akan tetapi harus menggabungkan elektroda-elektroda indikator
dengan elektroda pembanding (elektroda referens) yang mempunyai harga potensial
yang tetap selama pengukuran. Harga potensial elektroda ini ditetapkan sebesar
nol pada kedaan baku yakni pada konsentrasi [H+] = 1 M, tekanan gas H2 = 1 atm dan suhu 250C, sementara gaya gerak listrik
atau elektro motive force diukur dengan bantuan potensiometer yang sesuai, yang
biasanya dipakai dengan peralatan elektronik (voltmeter bertransitor).
Gaya Gerak Listrik
Sel kimia (sel galvanik) merupakan suatu sistem yang mana
energi kimia diubah menjadi energi listrik. Pada reaksi oksidasi reduksi,
terlibat dua pasangan reaksi paro yaitu pasangan oksidasi dan reduksi. Kedua
reaksi paro dari suatu reaksi oksidasi umumnya dapat ditulis sebagai berikut :
Red ↔ Oks + ne
Yang mana Red menunjukkan bentuk tereduksi (disebut
juga reduktor atau zat pereduksi), Oks adalah bentuk teroksidasi (oksidator
atau zat pengoksidasi), n adalah jumlah elektron yang ditransfer
dan e adalah elektron
Dengan memisahkan reaksi paro oksidasi (yang
manaterbentuk elektron) dari reaksi paro reduksi9yang mana elektron dipakai),
dan kemudian menghubungkan keduanya denngan konduktor (Pt), maka terjadilah
aliran arus listrik yang disebabkan oleh adanya “gaya gerak listrik” atau elektro motive force. Gaya gerak listrik
dihasilkan oleh terjadinya reaksi kimia, yakni reaksin oksidasi dan reaksi
reduksi.
Persamaan Nersnt
Potensial sel galvanik tergantung pada aktivitas berbagai
spesies yang enjalanireaksi didalasel. Persamaan Nersnt ini sangat penting karena persamaan
ini menentukan potensial elektroda suatu fungsi konsentrasi bentuk teroksidasi
dan tereduksinya
Ecell = Eind – Eref + Ej
Persamaan Nernst: Eº = 0,0591/n log K
Keterangan:
Ecell :
Potensial sel
Eind :
Potensial elektroda indikator
Eref : Potensial elektroda acuan
Ej : Potensial
sambungan cair (liquid junction potential)
Elektroda
Indikator
Elektroda
indikator merupakan bagian penting dari peralatan potensiometri, karenanya
elektroda indikator harus memenuhi berbagai persyaratan yang salah satunya adalah
bahwa responnya terhadap bentuk teroksidasi dan bentuk tereduksi harus sedekat
mungkin dengan persamaan Nersnt
Elektroda
indikator untuk pengukuran potensiometri terdiri atas tiga jenis, yaitu :
a.
Elektroda ion logam-logam
Salah satu elektroda indikator yang
menempuh persyaratan adalah elektroda logam perak. Reaksi elektroda ini adalah
sebagai berikut :
Ag+ + e ↔ Ag
b.
Elektroda lembam (inert)
Suatu logam inert, biasanya platina juga bekerja dengan baik sebagai
elektroda indikator untuk berbagai pasangan elektroda indikator untuk berbagai
pasangan redoks seperti :
Fe3+ + e ↔ Fe2+
Fungsi logam semata-mata untuk
membangitkan kecenderungan sistem tersebut dalam mengambil atau melepaskan
elektron, sementara logam itu sendiri tidak ikut secara nyata dalam redoks. Inert merupakan ukuran relatif karena
platina tidak resisten terhadap serangan oksidator-oksidator kuat terutama
dalam larutan yang mana suatu kompleksasi bisa menstabilkan Pt(III) melalui
pembentukan spesies seperti PtBr42-. Platina kadang-kadang
juga menimbulkan masalah dengan reduktor yang sangat kuat
c.
Elektroda indikator selektif ion
Elektroda ini biasanya hanya peka
terhadap salah satu ion saja sehingga elektroda ini disebut dengan elektroda
selektif ion atau elektroda khas ion. Salah satu jenis elektroda ini yang
penting untuk pemeriksaan kimia adalah indikator gelas yang mempunyai tanggapan
yang bolak-balik terhadap ion hidrogen sehingga sering digunakan untuk
pengukuran PH.
Elektroda
pembanding
Dalam kaitannya
dengan elektroda pembanding ini, akan
diuraikan beberapa elektroda yang dapat digunakan sebagai elektroda
pembanding, yakni : elektroda hidrogen baku, elektroda kalomel dan elektroda
perak-perak klorida
a.
Elektroda hidrogen baku
Eektroda hidrogen baku (EHB) yang
disebut juga dengan elektroda hidrogen normal (EHN) telah diterima secara
internasional sebagai baku untuk membandingkan potensial elektroda lainnya.
Potensial elektroda hidrogen baku ditetapkan sebesar 0,000 V. Susunan EHB yang
terdiri atas elektroda platina yang dilapisi dengan serbuk platina yang sangat
halus (platina hitam, Pt black) yang
dicelupkan ke dalam larutan ion hidrogen 1 M. Platina hitam ini berfungsi untuk
memperluas permukaan elektroda untuk mempertahankan agar reaksi yang terjadi
pada elektroda, yakni:
2H+ + 2e ↔ H2 berlangsung secara cepat dan
setimbang
Aliran gas H2 berperan untuk
mempertahankan agar larutan di sekitar elektroda tetap jenuh dengan gas H2
pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm
b.
Elektroda kalomel
Pada dasarnya, elektroda hidrogen baku
merupakan elektroda pembanding yang utama karena harga potensial elektroda ini
di anggap nol. Akan tetapi, elektroda ini banyak mempunyai kelemahan yang
menyebabkan tidak mudah dipakai dalam pemeriksaan kimia yang sesungguhnya.
Kelemahan itu antara lain : potensial
elektrodanya mudah diganggu oleh beberapa senyawa lain misalnya senyawa-senyawa
reduktor, oksidator, koloid, ion sulfida, dan sebagainya, diperlukan gas
hidrogen yang sangat murni (bebas dari oksigen), dan sulit dipertahankan dalam
keadaan baku. Oleh karena itu, elektroda hidrogen baku ini biasanya digunakan
untuk pemeriksaan yang sangat teliti
Karena alasan inilah maka elektroda
pembanding kalomel jenuh digunakan secara luas di laboratorium yang disebabkan
oleh kekompakan dan kemudahan penggunaannya.
c.
Elektroda perak-perak klorida
Elektroda ini mungkin suatu elektroda
indikator yang digunakan secara luas untuk pemeriksaan kimia setelah elektroda
kalomel jenuh. Elektroda ini terdiri atas kawat perak atau kawat platina yang
dilapisi perak yang disalut secara elektrolisis dengan lapisan tipis perak
klorida. Kawat ini tercelup ke dalam larutan kalium klorida yang konsentrasinya
diketahui.
Penentuan pH
secara Potensiometri
Pengukuran
pH secara elektrik mungkin merupakan pengukuran fisika yang paling sering
digunakan di laboratorium kimia (selain penetuan berat dengan timbangan).
Pengukuran ini mungkin disebabkan oleh
nilai-nilai emf tertentu berbagai macam sel kimia yang menggunakan
konsentrasi larutan ion hidrogen dalam sel. Hal ini berarti bahwa jika
variabel-variabel lain dalam sel dikendalikan, maka nilai emf sel dapat
dihubungkan dengan pH dan hubungan ini merupakan dasar pengukuran pH secara
potensiometri.
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih