Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam
bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung obat dengan atau tanpa zat penggisi (Fornas, 1978).
Untuk mendapatkan suatu tablet yang baik, disamping zat
aktif biasanya tablet terdiri dari salah satu atau lebih zat-zat yang berfungsi
sebagai berikut:
1.
Bahan Pengisi
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Pengisi dapat juga
ditambah karena alasan memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung
untuk memacu aliran.
Bahan pengisi
harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1) Harus nontoksik dan dapat memenuhi
peraturan-peraturan dari Negara dimana produk akan dipasarkan.
2)
Harus tersedia dalam jumlah yang cukup
disemua Negara tempat produk itu dibuat.
3) Harganya harus cukup murah.
4)
Tidak boleh saling berkontraindikasi
dalam tiap segmen dari populasi.
5) Secara fisiologis harus inert.
6) Harus stabil secara fisik dan kimia,
baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain.
7)
Harus bebas dari segala jenis mikroba.
8) Tidak boleh mengganggu warna (color
compatible)
Contoh
bahan pengisi adalah : laktosa, Avicel, Amilum, dsb.
2.
Pengikat dan Perekat
Zat ini ditambahkan dalam bentuk kering
untuk menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet yang dicetak langsung.
Polimer-polimer alam yang telah dimodifikasi seperti
alginat, derivate-derivat selulosa (metilselulosa, hidroksipropil metilselulosa
dan hidroksi propil selulosa, adalah pengikat dan perekat yang umum dipakai).
3.
Bahan Penghancur
Bahan pengahancur ditambahkan untuk
memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika berkontak dengan cairan
saluran pencernaan. Dapat berfungsi menarik air kedalam tablet, mengembang
dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Fragmen-fragmen tablet itu
mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya
bioavailabilitas yang diharapkan. Contoh bahan penghancur antara lain
adalah: mikrokristalin selulosa, Ac-Di-Sol, primojel.
4. Pelincir, Anti
lekat dan Pelicin
Ketiga jenis bahan ini dibicarakan
bersama karena fungsinya yang tumpang tindih. Suatu bahan anti lekat juga
memiliki sifat-sifat pelincir dan pelicin. Perbedaan ketiganya sebagai
berikut: suatu pelincir diharapkan dapat mengurangi gesekan antara dinding
tablet dengan dinding die, pada saat
tablet ditekan keluar. Anti lekat bertujuan untuk mengurangi melengket atau
adhesi bubuk atau granul pada permukaan punch
atau dinding die. Pelicin
bertujuan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi
gesekan diantara partikel-partikel.
Pelincir yang paling banyak dipakai yaitu asam stearat,
garam-garam asam stearat dan derivat-derivatnya. Bentuk garam yang paling
banyak dipakai adalah kalsium dan magnesium stearat, pelincir kedua yang paling
banyak dipakai adalah talk.
Maka sebagian
besar bahan-bahan yang disusun sebagai bahan pelincir juga berfungsi sebagai
anti lekat, kecuali bahan pelincir yang larut dalam air. Talk, magnesium
stearat dan kanji beserta derivat-derivat kanji mempunyai sifat-sifat anti
lekat.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai
pelicin atau pemacu aliran adalah jenis talk kosentrasi 5%, tepung jagung
konsentrasi 5-10% atau koloid-koloid silica seperti Cab-O-Sil, siloid atau aerosil
dalam konsentrasi 0,25-3%.
5.
Zat warna, Pemberi rasa dan Pemanis
Hingga saat ini penggunaan zat warna
dalam tablet memberikan tiga keuntungan yaitu : menutupi warna obat yang kurang
baik, identifikasi hasil produksi dan membuat suatu produk menjadi lebih
menarik. Penyediaan warna-warna alami dari tumbuh-tumbuhan dibatasi karena
warna-warna ini sering tidak stabil. Ada dua macam warna yang sudah
dipergunakan dalam pembuatan tablet yaitu zat warna FD&C dan zat warna
D&C.
Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada
tablet kunyah atau tablet lainnya yang ditujukan untuk larut didalam mulut. Pada umumnya
zat pemberi rasa yang larut didalam air jarang dipakai dalam pembuatan tablet
karena stabilitasnya kurang baik. Zat pemberi rasa yang larut dalam minyak yang
ditambahkan ke dalam pelarut untuk granulasi tablet, didispersikan dalam bahan
pengabsorbsi, atau diemulsikan dalam larutan pembuat granul. Bermacam-macam zat
pemberi rasa kering yang dipergunakan dalam produk farmasi juga tersedia pada
pemasok zat pemberi rasa.
Penggunaan
pemanis dibatasi terutama pada tablet yang dikunyah untuk mengurangi penggunaan
gula didalam tablet. contoh
pemanis selain gula yaitu
mannitol, sakarin dan aspartam.
(Lachman, 1989 hal 679-705)
B. Persyaratan Umum Tablet
Tablet mempunyai persyaratan umum
sebagai berikut :
1) Memiliki
keseragaman bobot
2) Memiliki
keseragaman ukuran yang balk
3) Memiliki waktu
hancur yang baik
4) Memiliki
kemampuan atau daya tahan terhadap pengaruh mekanis selama
proses
produksi, distribusi, transportasi dan pemakaian.
5) Bebas dari
kerusakan seperti pecah-pecah pada bagian sisi tablet, warna
yang memudar
dan kontaminasi baik dari bahan obat lain atau dari bahan
pengotor lainnya
6)
Kestabilan fisik dan kestabilan kimia
dari zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya dapat terjamin dan aman
7)
Mampu melepaskan zat berkhasiat dengan
balk sehingga memberikan efek
terapi seperti yang dikehendaki. (Lachman, 1989)
C. Keuntungan dan Kekurangan Tablet
Keuntungan dari bentuk sediaan tablet antara
lain (Soelarto, 1998) :
1)
Mudah ditelan,
praktis, dan efisien.
2)
Dosis teliti dan
dapat dibuat kadar bervariasi.
3)
Lebih stabil dari
pada bentuk cair.
4)
Dapat dibuat
formulasi yang disesuaikan dengan tujuan pelepasan zat aktif.
5)
Dapat diberi
penyalut untuk menutupi rasa pahit.
6)
Bentuknya lebih
mudah dikenali sehingga dapat menghindari kekeliruan.
7)
Produksi,
pengemasan, penyimpanan dan transportasi lebih mudah.
8)
Ongkos pembuatan
rendah.
9)
Merupakan bentuk
sediaan oral yang merniliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan kestabilan
mikrobiologi yang paling baik.
10) Membutuhkan ruangan yang tidak luas.
D. Kekurangan dari bentuk sediaan tablet antara lain:
1)
Beberapa obat tidak
dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya,
flokulasi atau rendahnya berat jenis
2)
Obat yang sukar
dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi, absorbsinya tinggi
melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas akan sukar atau
tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih
menghasilkan ketersediaan hayati obat yang cukup
3)
Obat yang rasanya
pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan atau obat yang peka
terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu disalut. (Lachman, 1989 hal 645)
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih