Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif, bersifat nonmotil
(tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif. Memiliki bentuk kokus yang
sendirian berbentuk bulat atau bulat telur dan tersusun dalam rantai. Bakteri
ini tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 18º- 40º C. Streptococcus mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia
yang luka dan menjadi bakteri yang paling kondusif menyebabkan karies untuk
email gigi (Nugraha, A.W, 2005).
Streptococcus mutans adalah bakteri bersifat asidogenik yaitu menghasilkan
asam, asidodurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu
polisakarida yang lengket disebut dextran. Oleh karena kemampuan ini, Streptococcus mutans bisa menyebabkan
lengket dan mendukung bakteri lain, pertumbuhan bakteri asidodurik yang
lainnya, dan asam melarutkan email gigi (Nugraha, A.W, 2005).
2.9.2 Klasifikasi Bakteri
Bakteri Streptococcus mutans dapat diklasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom :
Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order :
Lactobacilalles
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus
mutans
Penyakit
Yang Ditimbulkan
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah
penyakit karies gigi, beberapa hal yang menyebabkan karies bertambah parah
adalah seperti gula, air liur, dan juga bakteri pembusuknya. Setelah memakan
sesuatu yang mengandung gula, terutama adalah sukrosa, dan bahkan setelah
beberapa menit penyikatan gigi dilakukan, glikoprotein yang lengket (kombinasi
molekul protein dan karbohidrat) bertahan pada gigi untuk mulai pembentukan
plak pada gigi. Pada waktu yang
bersamaan berjuta-juta bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus mutans juga bertahan pada glycoprotein itu. Walaupun,
banyak bakteri lain yang juga melekat, hanya Streptococcus mutans yang dapat menyebabkan rongga atau lubang pada
gigi (Nugraha, A.W, 2005).
Pada langkah
selanjutnya, bakteri menggunakan fruktosa dalam suatu metabolisme glikolisis
untuk memperoleh energi. Hasil akhir dari glikolisis di bawah kondisi anaerobic
adalah asam laktat. Asam laktat ini menciptakan kadar keasaman yang ekstra
untuk menurunkan pH yang sejumlah tertentu untuk menghancurkan zat kapur fosfat
di dalam email gigi mendorong ke arah pembentukan suatu rongga atau lubang
(Nugraha, A.W, 2005).
Streptococcus mutans ini mempunyai suatu enzim yang disebut glukosil
transferase di atas permukaannya yang dapat menyebabkan polimerisasi glukosa
pada sukrosa dengan pelepasan dari fruktosa, sehingga dapat mensintesa molekul
glukosa yang memiliki berat molekul yang tinggi yang terdiri dari ikatan gluko
alfa (1-6) dan alfa (1-3). Pembentukan alfa (1-3) ini sangat lengket, sehingga
tidak larut dalam air. Hal ini dimanfaatkan oleh bakteri streptococcus mutans untuk berkembang dan membentuk plak pada gigi
(Nugraha, A.W, 2005).
Enzim yang
sama melanjutkan untuk menambahkan banyak molekul glukosa ke satu sama lain
untuk membentuk dextran yang mana memiliki struktur sangat mirip dengan amylose
dalam tajin. Dextran bersama dengan bakteri melekat dengan erat pada gigi
enamel dan menuju ke pembentukan plak pada gigi. Hal ini merupakan tahap dari
pembentukan rongga atau lubang pada gigi (Nugraha, A.W, 2005).
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih