Metode pengujian antibakteri yang umum dilakukan
adalah metode pengenceran dan metode difusi (Hugo, 2005).
2.8.1 Metode Pengenceran
Metode ini biasa digunakan untuk menentukan Konsentrasi Hambat minimum
(KHM) dari suatu senyawa antibakteri, berdasarkan ada atau tidaknya pertumbuhan
bakteri uji. Metode pengenceran dapat dilakukan dengan cara pengenceran tabung
(turbidimetri) dan dilusi padat.
1. Metode pengenceran tabung (turbidimetri)
Pada metode ini, senyawa antibakteri
yang akan diuji aktivitasnya, diencerkan dalam suatu media cair menjadi
beberapa konsentrasi yang diinginkan, lalu diinokulasi bersama bakteri uji
kemudian diinkubasi pada suhu 37º C selama 18-24 jam. Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) senyawa antibakteri ditentukan dengan mengamati terhambatnya
pertumbuhan bakteri pada beberapa konsentrasi tersebut (Hugo, 2005).
2. Metode dilusi padat atau dilusi agar
Pada metode ini, senyawa antibakteri
diencerkan dengan media agar cair yang dicairkan pada suhu ± 50º C, kemudian
dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan sampai memadat. Pada media padat
tersebut diinokulasikan bakteri uji, kemudian diinkubasi pada suhu 37º C selama
18-24 jam. Konsentrasi Hambat minimum (KHM) ditentukan dengan mengamati
terhambatnya pertumbuhan bakteri pada berbagai konsentrasi senyawa antibakteri
yang digunakan (Hugo, 2005).
2.8.2 Metode
Difusi
Pada metode ini, senyawa yang akan
diuji aktivitas antibakterinya akan berdifusi ke dalam media agar yang telah
diinokulasi bakteri uji. Ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri merupakan dasar
dari metode ini.
1.
Metode
Cakram (Disc Method)
Kertas
cakram yang berisi senyawa antibakteri dengan konsentrasi tertentu diletakkan
pada media agar yang telah diinokulasi bakteri uji, kemudian diinkubasi pada
suhu 37º C selama 18-24 jam. Selanjutnya zona bening yang terbentuk di sekitar
cakram diamati (Hugo, 2005).
2.
Metode
Sumur (Hole Method)
Media agar
yang telah diinokulasi bakteri uji, dilubangi menggunakan perforator dengan diameter tertentu. Setiap lubang diisi dengan
konsentrasi tertentu larutan senyawa antibakteri, kemudian diinkubasi pada suhu
37º C selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati zona bening yang terbentuk di
sekitar lubang.
Faktor
yang dapat mempengaruhi daya hambat suatu antibakteri terhadap mikroorganisme diantaranya
kepadatan populasi mikroorganisme, kepekaan bakteri terhadap senyawa
antibakteri terhadap mikroorganisme, konsentrasi senyawa antibakteri yang
digunakan, suhu, dan kandungan bahan organik (Hugo, 2005).
Artikel Terkait :
Artikel Terkait :
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih