Kafein
merupakan alkaloid yang tergolong metilxantin dan memiliki rumus molekul C8H10N8O2
atau nama lainnya 1,3,5-trimethylxanthine. Kafein
merupakan produk akhir dari metabolisme nitrogen pada beberapa tanaman. Kafein
dalam bentuk murni sebagai kristal putih, memiliki massa molar 194,19 gram
/mol, mudah larut dalam air dan dalam banyak pelarut organik.
Kafein diperoleh dengan melakukan
ekstraksi bahan alami atau sintesis dari dimetil urea dengan asam malonat.
Lebih dari enam puluh tanaman, termasuk kopi, teh, biji kola, dan coklat,
menghasilkan kafein dari purin xanthine. Dengan demikian, kafein merupakan
kandungan alami dalam kopi, teh, cokelat, dan minuman cola. Kafein juga
merupakan bahan adiktif sehingga dapat menimbulkan ketagihan.
Kafein memiliki efek yang beragam
pada setiap individu. Beberapa individu akan merasakan efek secara langsung,
sedangkan yang lain tidak merasakan efek sama sekali. Hal ini terkait dengan
sifat genetika yang dimiliki oleh masing-masing individu terkait kemampuan
metabolisme tubuh dalam mencerna kafein. Individu yang memiliki tipe enzim
isozim tipe tertentu mampu memetabolisme kafein secara cepat dan efektif
sehingga kafein dapat segera dirasakan manfaatnya. Tidak demikian pada individu
dengan enzim isozim tipe lainnya, laju metabolisme kafein cenderung lambat
sehingga efek dari kafein yang dikonsumsi tidak dirasakan atau cenderung
berefek negatif.
Kafein
yang sudah mengalami metabolisme akan menghasilkan tiga metabolit
dimetilxantin, yaitu:
1. Paraxanthine (84%) :
meningkatkan lipolisis, sehingga kadar gliserol dan asam lemak dalam plasma
darah bertambah. Inilah yang menyebabkan energi tubuh seseorang meningkat
setelah minum kafein.
2. Theobromine (12%) :
meningkatkan dilatasi pembuluh darah (aliran darah semakin cepat) dan
meningkatkan volume urine (efek diuretik).
3. Teofilin (4%) :
melemaskan otot-otot polos dari bronki.
Ketiga metabolit tersebut selanjutnya dimetabolisme
dan kemudian dikeluarkan tubuh melalui urin. Meskipun demikian, kemampuan tubuh
untuk mengeluarkan hasil metabolit (waktu paruh) tersebut bervariasi pada
setiap individu, tergantung usia, fungsi hati, kehamilan, konsumsi obat, dan
konsentrasi enzim dalam hati. Pada orang dewasa sehat, waktu paruh kafein
sekitar 4,9 jam. Pada wanita hamil, waktu paruhnya meningkat menjadi 9-11 jam.
Pada wanita yang mengonsumsi pil KB waktu paruhnya adalah 5-10 jam. Pada bayi
dan remaja waktu paruh lebih lama dibanding orang dewasa, pada bayi yang baru
lahir mencapai 30 jam. Kafein dapat berakumulasi pada individu dengan kerusakan
hati yang berat, waktu paruhnya meningkat hingga 96 jam.
i)
Efek Konsumsi Kafein Terhadap
Kesehatan
Pada tahun 2004,
Badan POM mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.05.23.3644
tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan. Dalam keputusan ini,
disebutkan bahwa batas konsumsi kafein maksimum adalah 150 mg/hari dibagi
minimal dalam 3 dosis. Kopi dapat mengandung
50-200 mg kafein per cangkir tergantung penyeduhan. Untuk teh dapat
mengandung 40-100 mg kafein per cangkir. Berdasarkan Surat Keputusan tersebut
diatas, batas kandungan kafein dalam minuman adalah 50 mg per sajian. Akan
tetapi berdasarkan uji sampling yang dilakukan oleh Badan POM yang tercantum
dalam Press Release pada tahun 2001 tentang Hasil Sampling dan Pengujian
Laboratorium Produk Minuman Suplemen yang Mengandung Kafein, ditemukan 4
(empat) produk minuman dengan kadar kafein sekitar 80 mg per sajian. Hal ini
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan juga ternyata tidak sesuai
dengan yang tercantum pada labelnya yaitu 50 mg per sajian. Jika individu
mengonsumsi kopi dan minuman lain yang mengandung kafein pada hari yang sama,
maka individu tersebut dapat mengonsumsi kafein melebihi dosis yang
direkomendasikan sehingga dapat menimbulkan risiko terjadinya efek keracunan
kafein yang bersifat akut.
Berikut adalah beberapa efek negatif yang
bisa ditimbulkan oleh kafein:
a.
Keracunan Kafein
Keracunan
kafein adalah suatu kondisi atau keadaan gelisah akibat terlalu banyak minum
kopi atau minuman yang mengandung kafein lainnya. Rasa gelisah dan bersemangat,
gemetar, detak jantung cepat, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan
terkadang masalah pada sistem pencernaan merupakan kondisi yang menunjukkan
overdosis kafein.
b.
Kecemasan dan Gangguan Tidur
Asosiasi
Psikolog Amerika mengaitkan bentuk tertentu dari kecemasan dan gangguan tidur
dengan efek kafein. Kedua gangguan tersebut merupakan hasil dari asupan kafein
dalam jangka panjang sehingga mengganggu tidur dan pola otak normal. Gejala kecemasan yang disebabkan oleh
kafein termasuk diataranya adalah serangan panik dan masalah psikologis lainnya
termasuk perilaku obsesif dan skizofrenia.
c.
Kecanduan
Kecanduan
kafein dapat mengakibatkan gejala withdrawal (gejala kecanduan) jika penggunaan
kafein dihentikan. Efek ini dapat berkisar dari ringan sampai parah, termasuk
diantaranya adalah sakit kepala, kebingungan, depresi, mual, dan kelelahan.
d.
Masalah pada pencernaan
Kafein
dapat menyebabkan lambung memproduksi asam tambahan sehingga bisa menimbulkan
masalah pada saluran pencernaan. The National Digestive Disease Information
Clearinghouse (NDDIC) melaporkan bahwa masalah-masalah saluran gastrointestinal
disebabkan oleh kelebihan konsumsi kafein, termasuk ulcer (luka) di lambung dan
kerongkongan, hingga hematemesis. Hematemesis
adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran faeses atau tinja yang
berwarna hitam yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian
atas.
e.
Kafein
dan Jantung
Efek
kafein terhadap jantung masih dalam penyelidikan. Jika dikonsumsi dalam jumlah
moderat, kafein tampaknya tidak memiliki efek positif maupun negatif pada
jantung.
Namun,
menurut temuan European Society of Cardiology (ESC), kafein menunjukkan
peningkatan tekanan darah yang dikaitkan dengan penyakit jantung dan
meningkatnya risiko serangan jantung
atau stroke. Temuan ESC juga menunjukkan bahwa peminum minuman berkafein rentan
mengalami risiko serangan jantung dan stroke di kemudian hari.
Berdasarkan jangka waktu konsumsi, konsumsi kafein
sekali minum dalam jumlah melebihi takarannya dapat menimbulkan keracunan akut
seperti rasa sangat gelisah, halusinasi, kejang, denyut jantung lebih cepat,
tekanan darah tinggi, demam, tidak tenang, dan murung. Konsumsi kafein secara
terus-menerus pada orang dewasa dapat menyebabkan keracunan kronis berupa
kafeinsm dengan gejala gugup, cemas, gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, dan
hiperefleksia.
Banyak orang beranggapan bahwa mengonsumsi kafein
setelah minum alkohol dapat mengurangi efek mengantuk/ mabuk dikarenakan efek
stimulan dari minuman berenergi mampu mengurangi efek depresan dari
alkohol. Namun hal itu tidaklah benar,
konsumsi kafein bersamaan dengan alkohol justru dapat memperburuk kondisi.
Kafein tidak mengurangi kadar alkohol dalam tubuh, sehingga apabila efek
terjaga/waspada dari kafein hilang, efek mengantuk dari alkohol akan tetap ada
.
ii) Upaya Pencegahan Timbulnya Efek Merugikan Akibat Konsumsi
Minuman yang Mengandung Kafein
a. Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung
kafein pada kondisi tubuh usai beraktifitas dan mengeluarkan banyak keringat,
karena efek diuretik dari kafein dapat menimbulkan dehidrasi.
b.
Bagi penderita penyakit jantung,
diabetes, dispepsia dan hipertensi disarankan agar lebih berhati-hati dalam
mengonsumsi semua produk yang mengandung kafein karena kafein dapat
meningkatkan efek lipolisis, dilatasi pembuluh darah dan meningkatkan volume urin.
c.
Berdasarkan Surat Keputusan Badan POM
No. HK.00.05.23.3644 Tahun 2001 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen
Makanan menyatakan batas konsumsi kafein maksimum adalah 150 mg/hari dibagi
minimal dalam 3 dosis.
d. Konsumen
juga harus waspada pada produsen yang tidak bertanggung jawab dalam
mencantumkan kadar kafein pada kemasan. Badan POM telah mengeluarkan Press
Release pada tahun 2001 tentang Hasil Sampling dan Pengujian Laboratorium
Produk Minuman Suplemen yang Mengandung Kafein. Hasil sampling dan pengujian
laboratorium yang dilakukan oleh Badan POM, ditemukan 4 (empat) produk minuman
dengan kadar kafein sekitar 80 mg per sajian/per botol. Hal ini tidak sesuai
dengan yang tercantum pada labelnya yaitu 50 mg per sajian/per botol. (Balai POM)
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih