Wednesday, June 22, 2011

HERPES DAN OBAT

DEFINISI
Herpes adalah radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok. Gelembung-gelembung ini berisi air pada dasar peradangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes zoster dan herpes simpleks.
Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simplek(HSV) adalah sejenis penyakit yang menjangkiti mulut, kulit, dan alat kelamin. Penyakit ini menyebabkan kulit melepuh dan terasa sakit pada otot di sekitar daerah yang terjangkit. Hingga saat ini, penyakit ini masih belum dapat disembuhkan, tetapi dapat diperpendek masa kambuhnya.
Orang dengan herpes simpleks aktif sebaiknya sangat hati-hati waktu berhubungan seks agar menghindari infeksi HIV. Orang dengan HIV dan herpes simpleks bersama juga sebaiknya sangat hati-hati waktu terjangkit herpes aktif. Pada waktu itu, viral load HIV-nya biasanya lebih tinggi, dan hal ini dapat meningkatkan kemungkinan HIV ditularkan pada orang lain. Bagaimana Herpes Menular? Infeksi herpes simpleks ditularkan dari orang ke orang melalui hubungan langsung dengan daerah tubuh yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi walaupun tidak ada luka herpes yang terbuka. Lagi pula, sebagian besar orang dengan herpes tidak mengetahui dirinya terinfeksi dan tidak sadar dapat menyebarkannya. 

PENYEBAB/PATOFISIOLOGI
Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella zoster, yaitu virus yang juga menyebabkan cacar air. Gejalanya khas, yaitu timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung, hanya pada satu sisi, dan meliputi daerah persyarafan tertentu. Gelembung - gelembung ini terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah timbul infeksi oleh bakteri. Penyakit ini bukan penyakit kelamin, dan dapat sembuh sempurna.
Herpes simpleks disebabkan oleh herpes virus hominis (HVH). Ada dua macam HVH, yaitu HVH tipe 1 menyebabkan herpes labialis dan keratitis, serta HVH tipe 2 menyebabkan penyakit kelamin yang disebut herpes genitalis. Pada herpes labialis, gelembung berisi air terdapat di sekitar bibir yang menyebabkan rasa panas dan gatal. Herpes keratitis, infeksi virus mengenai kornea mata yang dapat menimbulkan luka.
Sementara herpes genitalis yang ditularkan melalui hubungan seksual ini memberikan gejala setelah beberapa hari. Misalnya, gatal-gatal dan nyeri di daerah genital, dengan kulit dan selaput lendir yang menjadi merah. Herpes simpleks berkenaan dengan sekelompok virus yang menulari manusia. Serupa dengan herpes zoster, herpes simpleks menyebabkan luka-luka yang sangat sakit pada kulit. Gejala pertama biasanya gatal-gatal dan kesemutan/perasaan geli, diikuti dengan benjolan yang membuka dan menjadi sangat sakit. Infeksi ini dapat menjadi dorman (tidak aktif) selama beberapa waktu, kemudian tiba-tiba menjadi aktif kembali tanpa alasan jelas.
Virus herpes simpleks tipe 1 adalah penyebab umum untuk luka-luka demam (cold sore) di sekeliling mulut. Herpes simpleks-2 biasanya menyebabkan herpes kelamin. Namun belakangan diketahui lagi, bahwa virus tipe 1 juga dapat menyebabkan infeksi pada kelamin, begitu pula virus tipe 2 dapat menginfeksikan daerah mulut melalui hubungan seks. Herpes simpleks adalah penyakit yang sangat umum. Di AS, kurang-lebih 20 % orang dewasa terinfeksi, dan diperkirakan ada satu juta infeksi baru setiap tahun.

            OBAT ANTIVIRUS UNTUK HERPES
Obat obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya merupakan antimetabolit yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau virus untuk membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA polimerase virus.
v  ASIKLOVIR
MEKANISME KERJA
            Asiklovir merupakan analog 2-deoksiguanosin. Asiklovir adalah suatu prodrug yang baru memiliki efek antivirus setelah di metabolisme menjadi asiklovir trifosfat. Langkah yang penting dari proses ini adalah pembentukan asiklovir monofosfat yang dikatalisis oleh timidin kinase pada sel hospes yang terinfeksi oleh virus herpes atau varicella zoster atau oleh fosfotransferase yang dihasilkan oleh sitomegalovirus.
Resistensi
            Resistensi terhadap asiklovir disebabkan oleh mutasi pada gen timidin kinase virus atau pada gen DNA polymerase.
Indikasi
            Infeksi HSV-1 dan HSV-2 baik local maupun sistemik (termasuk keratitis herpetic, herpetic ensefalitis, herpes genitalia, herpes neonatal dan herpes labialis) dan infeksi VZV (Varisela dan herpes zoster).
Dosis
            Untuk herpes genital ialah 5 kali sehari 200 mg tablet, sedangkan untuk herpes zoster ialah 4 x 400 mg sehari.
Efek samping
            Asiklovir pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Asiklovir topical dalam pembawa polietilen glikol dapat menyebabkan iritasi mukosa dan rasa terbakar yang sifatnya sementara jika dipakai pada luka genitalia. Asiklovir oral, walaupun jarang, dapat menyebabkan mual, diare , ruam atau sakit kepala.
v  VALASIKLOVIR
            Valasiklovir merupakan ester L-valil dari asiklovir dan hanya terdapat dalam formulasi oral.
Farmakokinetik
            Bioavailabilitas oralnya 3 hingga 5 kali asiklovir (54%) dan waktu paruh eliminasinya 2-3 jam. Waktu paruh intraselnya 1-2 jam.
Mekanisme kerja dan resistensi:
            Sama dengan asiklovir
Indikasi:
            Valasiklovir terbukti efektif dalam terapi infeksi yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, virus varicella-zoster dan sebagai profilaksis terhadap penyakit yang disebabkan sitomeglasirus.
Sediaan dan dosis
            Untuk herpes genital peroral 2 kali sehari 500 mg trablet selama 10 hari. Untuk herpes zoster 3 kali sehari 2tablet 500 mg selama 7 hari.
Efek samping:
            Sama dengan asiklovir.pernah terdapat laporan valasiklovir menyebabkan mikroangiopati trombotik pada pasien imunosupresi yang menerima beberapa macam obat.

v  GANSIKLOVIR
            Gansiklovir berbeda dari asiklovir dengan adanya penambahan gugus hidroksimetil pada posisi 3 rantai samping asikliknya. Yang sedikit berbeda adalah pada gansiklovir terdapat karbon 3 dengan gugus hidroksil, sehingga masih memungkinkan adanya perpanjangan primer dan tempelate.
Mekanisme kerja
            Gansiklovir diubah menjadi gansiklovir monofosfat oleh enzim fofotransferase yang dihasilkan sel yang terinfeksi sitomegalovirus. Gansiklovir monofosfat merupakan substart fosfotranspferase yang lebih baik dibandingkan dengan asiklovir.
Resistensi:
            Sitomegalovirus dapat menjadi resistensi terhadap gansiklovir oleh salah satu daru dua mekanisme. Penurunan fosforilasi gansiklovir karena mutasi pada fosfotransferase virus yang dikode oleh gen UL97 atau karena mutasi pada DNA polymerase virus.
Indikasi:
            Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien immunocompromised (misalnya:AIDS), baik untuk terapi atau pencegahan.
Sediaan dan dosis:
            Untuk induksi diberikan IV 10mg/kg per hari (2x5 mg/kg, setiap 12 jam) selama 14-21 hari, dilanjutkan dengan pemberian maintenance per oral 3000 mg per hari (3 kali sehari 4 kapsul @ 250 mg).
Efek samping:
            Mielosupresi dapat terjadi pada terapi dengan gansiklovir. Neutropenia terjadi pada 15-40% pasien dan trombositopenia terjadi pada 5-20%. Zidovudin dan obat sitotoksik lain dapat meningkatkan resiko mielotoksisitas gansiklovir.

v  VALGANSIKLOVIR
            Valgansiklovir merupakan ester L-valine dari gansiklovir.
Mekanisme kerja dan resistensi:
            Sama dengan gansiklovir
Indikasi:
            Infeksi CMV. Valgansiklovir oral merupakan sediaan yang diharapkan dapat menggantikan gansiklovir IV dalam terapi dan pencegahan infeksi CMV.
Dosis
            Untuk induksi diberikan peroral 2 x 900 mg per hari (2 tablet 450 mg perhari ) selama 21 hari, di lanjutkan dengan terapi maintenance 1 x 900 mg/hari.
Efek samping:
            Sama dengan gansiklovir
v  PENSIKLOVIR
            Struktur kimia pensikovir mirip dengan gansiklovir. Mekanisme dan metabolisme kerjanya sama dengan asiklovir, namun perbedaannya pensiklovir bukan DNA-chain terminator obligat.
Mekanisme kerja :
            Pada prinsipnya sama dengan asiklovir.
Resistensi:
            Resistensi terhadap pensiklovir disebabkan oleh mutasi pada timidin kinase atau DNA polymerase virus.
Indikasi:
            Infeksi herpes simplek mukokutan, khususnya herpes labialis rekuren (cold sores)
Dosis :
             Diberikan secara topical dalam bentuk 1% krim.
Efek samping:
            Reaksi local pada tempat aplikasi, namun jarang terjadi.
v  FAMSIKLOVIR
            Mekanisme kerja famsiklovir merupakan produg pensiklovir. Famsiklovir diubah melalui proses hidrolisis pada dua gugus asetilnya dan oksidasi pada posisi 6-, kemudian bekerja seperti pada pensiklovir.
Resistensi:
            Sama dengan pensiklovir
Indikasi utama:
            HSV-1, HSV-2 dan VZV.
Dosis:
            Per oral 750 mg per hari (250 mg tablet setiap 8 jam tiga kali sehari) dan 1500 mg perhari (500 mg setiap 8 jam)
Efek samping:
            Umumnya dapat di toleransi dengan baik, namun dapat juga menyebabkan sakit kepala, diare dan mual.

v  FOSKARNET
            Mekanisme kerja foskarnet merupakan analog organic dari pirofosfat anorganik. Obat ini membentuk kompleks dengan DNA polymerase virus pada tempat ikatan pirofosfat.
Resistensi:
            Resistensi disebabkan oleh mutasi pada DNA polymerase virus.
Indikasi:
            Retinitis CMV pada pasien AIDS, infeksi herpes mukokutan yang resisten terhadap asiklovir (defisiensi timidin kinase virus).

Dosis :
            Obat ini tersedia dalam bentuk larutan untuk pemberian IV dengan kadar 24 mg/ml dalam botol berisi 250 dan 500 ml.
Efek samping:
            Nefrotoksisitas dan hipokalsemia simtomatik.

PENGGOLONGAN OBAT
Gambaran umum obat Antivirus
Obat
Sasaran
Aktif terhadap
Asiklovir
DNA polimerase
Herpes simpleks, varisela-zoster
Gansiklovir
DNA polimerase
sitomegalovirus
Ribravin
Sintesis DNA
Virus influenza A. demam lassa
Vidrabin
DNA polimerase
Herpes simpleks, zoster
Idoksuadin
sintesis DNA
Herpes (kornea)
Trifluridin
sintesis DNA
Herpes (kornea)
AZT, zidovudin, dideoksitidin, dideoksinosin
Reserse transcriptase, sintesis DNA
HIV
Amantadin,rimantadin
Adsorpsi,penetrasi
Influenza A, rubella
Foskamet
DNA polimerase
Sitomegalovirus, Herpes simpleks
G-globulin
Adsorpsi,penetrasi
Hepatitis B, rabies, polio

Empat golongan besar antivirus yang akan dibahas dalam dua bagian besar yaitu pembahasan mengenai antinonretrovirus dan antiretrovirus. Klasifikasinya sebagai berikut :
1.      Antinonretrovirus :
Ø  Antivirus untuk herpes
Ø  Antivirus untuk influenza
Ø  Antivirus untuk HBV dan HCV
2.      Antiretrovirus :
Ø  Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
Ø  Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
Ø  NNRTI (Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor)
Ø  Protease inhibitor (PI)
Ø  Viral entery inhibitor


       I.            ANTI NONRETROVIRUS

        i.            ANTIVIRUS UNTUK HERPES
            Obat-obat yang aktif terhadap virus herpes umumnya merupakan antimetabolit yang mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel hospes atau virus untuk membentuk senyawa yang dapat menghambat DNA polymerase virus.
      ii.            ANTIVIRUS UNTUK INFLUENZA
v  AMANTADIN DAN RIMANTADIN
            Amantadin dan rimantadin memiliki mekansime kerja yang sama. Efikasi keduanya terbatas hanya terbatas pada influenza A saja
Mekanisme kerja
            Amantadin dan rimantadin merupakan antivurus yang bekerja pada protein M2 virus, suatu kanal ion transmembran yang diaktivasi oleh Ph. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke virion selama proses uncoating.
Resistensi
            Mutasi pada domain transmembran protein M2 virus menyebabkan resistensi virus terhadap amantadin dan rimantadin.
Indikasi
            Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A (amantadin juga diindikasikan untuk terapi penyakit Parkinson.
Dosis
            Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari (2 kali 100mg kapsul). Sedangkan rimantidin diberikan dalam dosis 300 mg perhari (2 kali sehari 150mg tablet).
Resistensi
Resistensi terhadap amantidin dan rimantidin disebabkan oleh mutasi yang dapat mengubah asam amino pada kanal M2 virus.
Efek samping
Yang terserang adalah efek samping gastrointestinal ringan yang tergantung dosis. Efek samping SSP seperti kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, insomnia, dan kehilangan nafsu makan terjadi pada 5-33% pasien yang mendapatkan amantidin, namun lebih jarang pada rimantidin.


    iii.            ANTIVIRUS UNTUK HBV DAN HCV

v  LAMIVUDIN
            Lamivudin merupakan L-enantiomer analog deoksistidin. Lamivudine dimetabolisme di hepatosit menjadi bentuk trifosfat yang aktif. lamivudin bekerja dengan cara menghentikan sintesis DNA, secara kompetitif menghambat polymerase virus (reverse transcriptase, RT).
Resistensi
            Resistensi terhadap lamivudin disebabkan oleh mutasi DNA polymerase virus.
Farmakokinetik
            Bioavailbilitas oral lamivudin adalah 80%, Cmax tercapai dalam 0,5 – 1,5 jam setelah pemberian dosis. Waktu paru8h plasmanya sekitar 9 jam dan sekitar 70% dosis dieksresikan dalam bentuk utuh di urin, sekitar 5% lamivudin dimetabolisme menjadi bentuk tidak aktif.
Indikasi
            Infeksi HBV (wild-type dan precore variants).
Dosis
            Per oral 100 mg per hari (dewasa), untuk anak-anak 1 mg/kg yang bila perlu ditingkatkan hingga 100 mg/hari.
Efek samping
            Obat ini pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping yang terjadi seperti fatigue, sakit kepala dan mual.

v  ADEFOVIR
Mekanisme kerja dan resistensi
            Adefovir merupakan analog nukleotida asiklik. Adefovir telah memiliki satu gugu fosfat dan hanya membutuhkan satu langkah fosforilasi saja sebelum obat menjadi aktif. Adefovir merupakan penghambat replikasi HBV sangat kuat yang bekerja tidak hanya sebagai DNA chain terminator, namun diduga juga meningkatkan aktifitas sel NK dan menginduksi produksi interferon endogen. Terapi dengan adefovir memberikan penurunan HBV-DNA kurang dari 2 minggu.
Spectrum aktivasi
            HBV, HIV dan retrovirus lain. Adeflovir juga aktif terhadap virus herpes.
Farmakokinetik
            Adeflovir sulit diabsorpsi, namun bentuk dipivoxil prodrug-nya diabsorpsi secara cepat dan metabolisme oleh esterase di mukosa usus menjadiadefovir dengan bioavailabilitas sebesar 50%.
Indikasi
            Infeksi HBV. Adefovir terbukti efektif dalam terapi infeksi HBV yang resisten terhadap lamivudin.
Dosis
            Per oral dosis tinggal 10 mg per hari.
Efek samping
            Pada umumnya adefovir 10 mg/hari dapat di toleransi dengan baik. Setelah terapi selama 48 minggu, terjadi peningkatan kreatinin serum ≥ 0,5 mg/dl di atas baseline pada 13% pasien yang umumnya memiliki factor resiko disfungsi renal sejak awal terapi.

v  ENTEKAVIR
Mekanisme kerja dan resistensi
            Entekavir merupakan analog deoksiguanosin yang memiliki aktivitas anti-hepadnavirus yang kuat. Entekavir mengalami fosforilasi menjadi bentuk trifosfat yang aktif, yang berperan sebagai competitor substrat natural (deoksiguanosin triofosfat ) serta menghambat HBV polymerase.
Spectrum aktivasi
            Entekavir aktiv terhadap CMV, HSV1 dan 2 serta HBV.
Farmakokinetik
            Entekavir diabsorpsi baik per oral. Cmax tercapai antara 0,5 -1,5 jam setelah pemberian, tergantung dosis. Entekavir dieliminasi terutama lewat filtarasi glomerulus dan sekresi tubulus.
Indikasi
            Infeksi HBV
Dosis
            Per oral 0,5 mg/hari dalam keadaan perut kosong. Pada pasien yang gagal terapi dengan lamivudin, pemberian entekavir ditingkatkan hingga 1 mg/hari.
Efek samping
            Efek samping yang sering terjadi dalam studi klinis entekavir adalah sakit kepala, infeksi saluran nafas atas, batuk, nasofaringitis, fatigue, pusing, nyeri abdomen  atas dan mual.
    II.            ANTIRETROVIRUS
    iv.            NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NRTI)
            Antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV, obat-obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Walaupun golongan obat ini dapat digunakan sebagai monoterapi atau kombinasi 2 macam obat, namun lebih berguna jika NRTI merupakan komponen dari regimen 3 atau 4 macam obat.yang termasuk komplikasi yang disebabkan oleh obat-obat ini adalah asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis.

v  ZIDOVUDIN
Mekanisme kerja
            Target zidovudin adalah enzim reverse transcriptase (RT) HIV. Zidovudin bekerja dengan cara menghambat enzim reverse transcriptase virus, setelah gugus azidotimidin (AZT) pada zidovudine mengalami fosforilasi.
Resistensi
            Resitansi terhadap zidovudin disebabkan oleh mutasi pada enzim reverse transcriptase.
Spectrum aktivitas
            HIV (tipe 1 dan 2)
Indikasi
            Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya (seperti lamivudin dan abakavir).
Dosis
            Zidovudin tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg, tablet 300 mg dan sirup 5 mg/5 ml.
Efek samping
            Anemia, neutropenia, sakit kepala, mual.
v  DIDANOSIN
Mekanisme kerja
            Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan  pembentukan rantai DNA virus.
Resistensi
            Resistensi terhaadap didanosin disebabkan oleh mutasi pada reverse transcriptase
Spectrum aktivasi
            HIV (tipe 1 dan 2)
Indikasi
            Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya.
Dosis
            Tablet dan kapsul salut enteric. Per oral 400 mg per hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
Efek samping
            Diare, pancreatitis, neuropati perifer,
v  EMTRISITABIN
Mekanisme kerja
            Emtrisitabin merupakan derivate 5-fluorinated lamivudin. Obat ini di ubah ke bentuk trifosfat oleh enzim selular. Mekanisme selanjutnya sama dengan lamivudin.
Resistensi
            Terdapat laporan silang antara lamivudin dan emtrisitabin.
Indikasi
            Infeksi HIV dan HBV
Dosis
            Per oral sekali sehari 200 mg kapsul
Efek samping
            Nyeri abdomen dengan rasa keram, diare, kelemahan otot, sakit kepala, lipodistrofi, mual, rhinitis, pruritus dan ruam.

      v.            NUCLEOTIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NtRTI)
            Tenofovir disoproksil fumarat merupakan nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI) perttama yang ada untuk terapi infeksi HIV-1. Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat antiretrovirus lainnya.

v  TENOFOVIRDISOPROKSIL
Mekanisme kerja
            Bekerja pada HIV RT (dan HBV RT) dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA virus.
Resistensi
            Resistensi terhadap tenofovir disebabkan oleh mutasi pada RT kodon 65.
Spectrum aktivasi
            HIV (tipe 1 dan 2) serta berbagai retrovirus lainnya dan HBV.
Indikasi
            Infeksi HIV dalam kombinasi dengan efavirenz, tidak boleh dikombinasi dengan lamivudin dan abakavir.
Sediaan dan dosis
            Per oral sekali sehari 300 mg tablet.
Efek samping
             mual, muntah, flatulens, diare.
    vi.            NON-NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NNRTI)
NON-NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NNRTI) merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim reverse transcriptase dengan cara beriktan di tempat yang dekat dengan tempat aktif enzim dan menginduksi perubahan konformasi pada situs aktif ini. Obat-obat golongan ini tidak hanya memiliki kesamaan mekanisme kerja, namun juga kesamaan toksisitas dan profil resistensi.
v  NEVIRAPIN
Mekanisme kerja
            Bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non-substrat HIV-1 RT
Resistensi
            Resistensi terhadap nevirapin disebabkan oleh mutasi pada RT
Spektrum aktivitas
            HIV tipe 1
Indikasi
            Infeksi HIV-1, dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya, terutama NRTI.
Dosis
            Peroral 200 mg per hari selama 14 hari pertama (satu tablet 200 mg per hari),kemudian 400 mg per hari (dua kali 200 mg tablet).
Efek samping
            Ruam, demam, fatigue, sakit kepala, mual dan peningkatan enzim hati.
v  EFAVIRENZ
Mekanisme kerja
            Sama dengan neviraprin
Resistensi
            Resistensi terhadap efavirenz disebabkan oleh mutasi pada RT kodon 100, 179 dan 181.
Spectrum aktivasi
            HIV tipe 1
Indikasi
            Infeksi HIV-1, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya, terutama NRTI dan NrRTI.
Dosis
            Per oral 600 mg per hari (sekali sehari tablet 600 mg, sebaiknya sebelum tidur untuk mengurangi efek samping SSPnya.
Efek samping
            Sakit kepala, pusing, mimpi buruk, sulit berkonsentrasi dan ruam.

  vii.            PROTEASE INHIBITOR (PI)
            Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversible dengan situs aktif HIV-protease.HIV-protease sangat penting untuk infektivitas virus dan pelepasanpoliprotein virus.resistensi terhadap PI secara umum berlangsung lewat akumulasi mutasi gen protease.pada awalnya terjadi mutasi tingkat rendah,mutasi selanjutnya menyebabkan resistensi yang lebih berat, yang umumnya menyebabkan resistensi silang dengan PI lainnya.
            Semua inhibitor mengakibatkan efek samping gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan parestesia.semua PI juga dapat menyebabkan intoleransi glukosa, diabetes, hiperkolesterolemia dan hipertgliseridimia.
v  RITONAVIR
Mekanisme kerja
            Bekerja pada tahap transisi, merupakan HIV protease peptidomimetic inhibitor.
Resistensi
            Resistensi terhadap ritonavir disebabkan oleh mutasi awal pada protease kodon82.
Spectrum aktivasi
            HIV (tipe 1 dan 2)
Indikasi
            Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti-HIV lainnya (NRTi dan PI seperti sakuinavir)
Dosis
            Per oral 1200 mg per hari (6 kapsul 100 mg, duakali sehari bersama dengan makanan)
Efek samping
            Mual, muntah, diare.
v  NELFINAVIR
Mekanisme kerja
            Sama dengan ritonavir
Resistensi
            Disebabkan oleh mutasi pada protease kodon 30
Spectrum aktivasi
            HIV (tipe 1 dan 2)
Indikasi
            Infeksi HIV dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya seperti NRTI
Dosis
            Per oral 2250 mg per hari (3 tablet 250 mg 3 kali sehari) atau 2500 mg per hari ( 5 tablet 250 mg 2 kali sehari), bersama dengan makanan.
Efek samping
            Diare, mual, muntah

v  ATAZANAVIR
Mekanisme kerja, spectrum aktivitas, indikasi
            Sama dengan ritonavir
Dosis
 per oral 400 mg per hari (sekali sehari 2 kapsul 200 mg) diberikan bersama dengan makanan.
Efek samping
            Hiperbilirubinemia, mual,perubahan EKG (jarang)

viii.            VIRAL ENTRY INHIBITOR
            Enfivirtid merupakan obat pertama yang masukkedalamgolongan viral entry inhibitor.obat golongan ini bekerja dengan cara menghambat fusi virus ke sel. Obat ini bekerja dengan cara menghambat masukkan HIV ke sel melalui reseptor CXCR4.
v  ENFUVIRTID
Mekanisme kerja
            Enfuvirtid menghambat masuknya HIV-1 kedalam sel dengan cara menghambat fusi virus ke membran sel.
Resistensi
            Perubahan genotip pada gp41 asam amino 36-45 menyebabkan resistensi terhadap enfuvirtid. Tidak ada resistensi silang dengan anti HIV golongan lain.
Indikasi
            Terapi infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya.

Dosis
            Enfuvirtid 90mg (1ml) dua kali sehari diinjeksikan subkutan di lengan atas, bagian paha anterior atau di abdomen.
Efek samping
            Efek samping yang terserang adalah reaksi local seperti nyeri, eritema, pruritus, iritasi dan nodul/kista
            Interaksi obat merupakan salah satu aspek yang penting dalam pengobatan pasien HIV,regimen pengobatan yang kompleks mengharuskan klinikus untuk mengenal kemungkinan adanya interaksi obat.berikut ini merupakan ringkasan interaksi obat yang sering ditimbulkan oleh antiretroviral :
1)      NRTI dan NtRTI
Karena obat-obat golongan ini umumnya di eliminasi lewat ginjal, NRTI tidak berinteraksi dengan obat-obat yang melalui system sitokrom p450.
2)      NNRTI
Ketiga obat NNRTI dapat menghambat atau menginduksi aktivitas sitokrom p450. Neviraprin dan efavirenz merupakan inductor sedang CYP3A4.nevirapin menurunkan konsentrasi plasmaindinavir dan sakuinavir, namun tidak memiliki efek yang penting secara klinis pada nefinavir dan ritonavir, karena obat ini tidak sepenuhnya di metabolisme oleh CYP3A4.
Nvirapin dan efavirenz dapat menurunkan konsentrasi plasma metadon sebanyak 50%, sehingga perlu dimonitor ketat.

3)      Inhibitor protease
Inhibitor protease (PI) merupakan kelompok obat yang dapat berinteraksi dengan banyak obat dan banyak diantaranya yang penting secara klinis. Obat-obat golongan ini merupakan inhibitor CYP3A4 dan di kontraindikasikan dalam kombinasi dengan beberapa obat antiaritmia, hipnotik-sedatif, derivate ergot, sisaprid,lovastin dan simvastatin.
Selain dari sifatnya yang merupakan inhibitor kuat,ritonavir juga dapat menginduksi aktivitas enzim metabolisme yang tergantung dosis.ritonavir menurunkan konsentrasi plasma teofilin, kemungkinan melalui induksi CYP1A2.
Namun konsep interaksi obat tidak hanya menjadi suatu kelemahan, namun dapat dijadikan suatu keuntungan. Pemberian inhibitor sitokromP450 dengan obat lain dapat menurunkan dosis pemberian obat, meningkatkan konsentrasi plasma dan menyederhanakan pemberian dosis.

4)      Viral entry inhibitor
Enfuvirtid bukan inhibitor atau inductor CYP3A4, CYP2D6, CYP2C19 atau CYP2E1. Enfuvirtid tidak berinteraksi dengan ritonavir, sakuinavir, atau rifampin. Sampai saat ini belum ada interaksi obat yang signifikan secara klinis yang dilaporkan.

PRINSIP TERAPI
      Meningkatkan sistem imun pada tubuh
      Menekan reaktivasi infeksi mukokutan oleh herpes simpleks
·         Perawatan setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka. Pengobatan baku untuk herpes simpleks adalah asiklovir dalam bentuk pil dua kali sehari. Ada versi asiklovir lain dengan nama valasiklovir. 

Patogenesis
Infeksi herpes genitalis dapat sebagai infeksi primer maupun sebagai infeksi rekuren.
  • Infeksi primer – Infeksi primer terjadi bila virus dari luar masuk ke dalam tubuh penderita, DNA dari tubuh penderita melakukan penggabungan dan mengadakan multiplikasi. Pada saat itu, tubuh hospes belum memiliki antibodi yang spesifik hingga menimbulkan lesi lebih luas. Selanjutnya virus menjalar melalui serabut syaraf sensorik menuju ganglion sakralis (syaraf regional) dan berdiam disana.
  • Infeksi rekuren – Infeksi rekuren terjadi pada suatu waktu bila ada faktor tertentu(trigger factor) sehingga virus mengalami reaktivitas dan multiplikasi kembali.
Gambaran Klinis (Tanda dan Gejala)
  • Timbul erupsi bintik kemerahan, disertai rasa panas dan gatal pada kulit region genitalis.
  • Terkadang disertai demam, seperti influenza, setelah 2-3 hari bintik kemerahan berubah menjadi vesikel disertai nyeri.
  • 5-7 hari, vesikel pecah dan keluar cairan jernih sehingga timbul keropeng.
  • Kadang dapat kambuh lagi.
Komplikasi
  • Gangguan mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan fisura ani herpetika terjadi bila mengenai region genetalia.
sumber


·         Baxter,Karen. 2008. Stockley’s Drug Interactions: edisi 8. London: pharmaceutical press
·         Gangunawan, sulistia. 2007.Farmakologi Dan Terapi:edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran-Universitas Indonesia

1 comment:

  1. Meu nome é hoover, minha filha de 18 anos, Tricia foi diagnosticada com herpes há 3 anos. Desde então, passamos de um hospital para o outro. Tentamos todos os tipos de pílulas, mas todos os esforços para se livrar do vírus foram inúteis. As bolhas continuaram a reaparecer após alguns meses. Minha filha estava usando comprimidos de aciclovir 200mg. 2 comprimidos a cada 6 horas e 15g de creme de fusitina. e H5 POT. Permanganato com água a ser aplicado 2x ao dia, mas todos ainda não mostram resultado. Então, eu estava na internet há alguns meses, para procurar outros meios de salvar meu único filho. Só então, me deparei com um comentário sobre o tratamento com ervas dr imoloa e decidi experimentá-lo. entrei em contato com ele e ele preparou algumas ervas e as enviou, juntamente com orientações sobre como usá-las através do serviço de correio da DHL. minha filha usou-o como indicado pelo dr imoloa e em menos de 14 dias, minha filha recuperou a saúde. Você deve entrar em contato com o dr imoloa hoje diretamente no endereço de e-mail dele para qualquer tipo de desafio à saúde; doença lúpica, úlcera na boca, câncer na boca, dor no corpo, febre, hepatite ABC, sífilis, diarréia, HIV / AIDS, doença de Huntington, acne nas costas, insuficiência renal crônica, doença de addison, dor crônica, dor de Crohn, fibrose cística, fibromialgia, inflamatória Doença do intestino, doença fúngica das unhas, Doença de Lyme, Doença de Celia, Linfoma, Depressão Maior, Melanoma Maligno, Mania, Melorreostose, Doença de Meniere, Mucopolissacaridose, Esclerose Múltipla, Distrofia Muscular, Artrite Reumatóide, Doença de Alzheimer, doença de parkinson, câncer vaginal, epilepsia Transtornos de Ansiedade, Doença Auto-Imune, Dor nas Costas, Entorse nas Costas, Transtorno Bipolar, Tumor Cerebral, Maligno, Bruxismo, Bulimia, Doença do Disco Cervical, doença cardiovascular, Neoplasias, doença respiratória crônica, distúrbio mental e comportamental, Fibrose Cística, Hipertensão, Diabetes, Asma , Media inflamatório auto-imune artrite ed. doença renal crônica, doença inflamatória articular, impotência, espectro do álcool feta, Transtorno Distímico, Eczema, tuberculose, Síndrome da Fadiga Crônica, constipação, doença inflamatória intestinal. e muitos mais; entre em contato com ele no e-mail drimolaherbalmademedicine@gmail.com./ também no whatssap- + 2347081986098.

    ReplyDelete

Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih