A. Klasifikasi Tanaman
Teh (Camellia sinensis [L.] O. Kuntze) diklasifikasi sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (Bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (Suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (Marga) : Camellia
Spesies (Jenis) : Camellia sinensis [L.] O. Kuntze
B. Sejarah
Kata tea
atau teh berasal dari cina yaitu tay. Teh sudah dikenal bangsa Cina sekitar
tahun 2700 SM dan sejak lama dianggap sebagai obat. Jepang telah mengembangkan
penanaman teh dan merupakan satu-satunya negara yang mengembangkan tea ceremony
dengan menggunakan green tea sebagai bagian dari tradisi sosial dan agama.
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang
memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada
garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa.
Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang di konsumsi sebagai minuman
penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak jenis tanaman hias. Kebiasaan
minum teh diduga berasal dari China yang kemudian berkembang ke Jepang dan juga
Eropa.
Tanaman
teh berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China selatan (Yunan), Laos
Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan
vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari
jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam
sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F.
Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman
Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh
berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun
Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat .
3. Deskripsi Tanaman
Tanaman
teh berbentuk pohon. Tingginya biasanya mencapai belasan meter. Namun, Tanaman
teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan pemetikan sehingga
tingginya 90-120 meter. Mahkota tanaman teh berbentuk kerucut, daunnya
berbentuk jorong atau agak bulat telur terbalik. Tepi daun bergerigi, daun
tunggal dan letaknya hampir berseling. Tulang daun menyirip, permukaan atas
daun muda berbulu halus sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya sedikit.
Permukaan daun tua halus dan tidak berbulu lagi. Daunnya memiliki pertulangan menyirip,
panjang 6 – 18 cm, lebar 2 – 6 cm, warnanya hijau, dan permukaan mengkilap.
Tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada
ketiak atau bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan
pembentukan daun. Tunas baru pada teh memilikki daun kuncup.
Bunga muncul di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga
bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 – 4 cm, warnanya putih
cerah dengan kepala sari berwarna kuning atau harum. Buahnya berbentuk kotak,
berdinding tebal, dan bila telah tua akan pecah menurut ruangnya. Ketika masih
muda berwarna hijau dan setelah tua berubah cokelat kehitaman. Bijinya keras.
Pucuk dan daun muda merupakan bagian yang digunakan untuk pembuatan minuman
teh. Penanaman teh dapat dilakukan dengan penanaman biji, stek, sambung, atau
dengan cangkok.
Artikel Sebelumnya :
Peran Apoteker di Apotek ( Eight Stars of Pharmacist )
Artikel Sebelumnya :
Peran Apoteker di Apotek ( Eight Stars of Pharmacist )
No comments:
Post a Comment
Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih