Saturday, April 19, 2014

Teh (Camelia sinensis [L.] O. Kuntze)



A.   Klasifikasi Tanaman
Teh (Camellia sinensis [L.] O. Kuntze)  diklasifikasi sebagai berikut :
             Divisi                           : Spermatophyta
             Sub Divisi                   : Angiospermae
             Kelas                           : Dicotyledoneae
             Sub Kelas                    : Dialypetalae
             Ordo (Bangsa)             : Guttiferales (Clusiales)
             Familia (Suku)              : Camelliaceae (Theaceae)
             Genus (Marga)            : Camellia
             Spesies (Jenis)             : Camellia sinensis [L.] O. Kuntze 
                                                   
           B.  Sejarah
Kata tea atau teh berasal dari cina yaitu tay. Teh sudah dikenal bangsa Cina sekitar tahun 2700 SM dan sejak lama dianggap sebagai obat. Jepang telah mengembangkan penanaman teh dan merupakan satu-satunya negara yang mengembangkan tea ceremony dengan menggunakan green tea sebagai bagian dari tradisi sosial dan agama.

Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa.

Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) yang di konsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga mencakup banyak jenis tanaman hias. Kebiasaan minum teh diduga berasal dari China yang kemudian berkembang ke Jepang dan juga Eropa.

Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China selatan (Yunan), Laos Barat Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis. Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari jepang yang dibawa oleh seorang Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1694, seorang pendeta bernama F. Valentijn melaporkan melihat perdu teh muda berasal dari China tumbuh di Taman Istana Gubernur Jendral Champhuys di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi Kebun Raya Bogor, dan pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat .
            3.    Deskripsi Tanaman

Tanaman teh berbentuk pohon. Tingginya biasanya mencapai belasan meter. Namun, Tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan pemetikan sehingga tingginya 90-120 meter. Mahkota tanaman teh berbentuk kerucut, daunnya berbentuk jorong atau agak bulat telur terbalik. Tepi daun bergerigi, daun tunggal dan letaknya hampir berseling. Tulang daun menyirip, permukaan atas daun muda berbulu halus sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya sedikit. Permukaan daun tua halus dan tidak berbulu lagi. Daunnya memiliki pertulangan menyirip, panjang 6 – 18 cm, lebar 2 – 6 cm, warnanya hijau, dan permukaan mengkilap. Tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada ketiak atau bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan pembentukan daun. Tunas baru pada teh memilikki daun kuncup. 
Bunga muncul di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 – 4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning atau harum. Buahnya berbentuk kotak, berdinding tebal, dan bila telah tua akan pecah menurut ruangnya. Ketika masih muda berwarna hijau dan setelah tua berubah cokelat kehitaman. Bijinya keras. Pucuk dan daun muda merupakan bagian yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Penanaman teh dapat dilakukan dengan penanaman biji, stek, sambung, atau dengan cangkok.

Artikel Sebelumnya :
Peran Apoteker di Apotek ( Eight Stars of Pharmacist )

Apoteker Pengelola Apotek (APA)


No comments:

Post a Comment

Sebagai pembaca yang baik, koment yah. Makasih